Headline.co.id, OKU Timur ~ SMK Negeri 1 Belitang III meresmikan Teaching Factory (TeFa) Akuntansi dan Keuangan Lembaga yang bekerja sama dengan BCA-CMA sebagai langkah strategis meningkatkan mutu pendidikan vokasi. Peresmian yang digelar di Aula SMKN 1 Belitang III ini menandai penerapan sistem pembelajaran berbasis industri dengan standar operasional perbankan nasional. Program ini dihadirkan untuk menjawab kebutuhan dunia kerja sekaligus mempersiapkan lulusan dengan kompetensi teknis dan etika profesional yang sesuai tuntutan industri perbankan.
Baca juga: SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Raih Juara 3 Voli Indoor pada Kompetisi KKO DIY 2025
Kepala SMKN 1 Belitang III, Sapto Agung Nugroho, S.Pd., M.M., menyatakan bahwa kehadiran Teaching Factory ini merupakan momentum penting bagi sekolah dalam memperkuat kesiapan kerja siswa. Ia menegaskan bahwa pembelajaran yang disiapkan tidak lagi bersifat simulasi, melainkan praktik nyata sesuai proses bisnis perbankan.
“Kami menyadari bahwa tantangan terbesar lulusan SMK saat ini adalah adaptasi budaya kerja. Dengan menggandeng BCA-CMA, kami membawa ‘bank’ ke dalam sekolah. Siswa tidak hanya belajar teori akuntansi, tetapi langsung mempraktikkan manajemen kas dan layanan perbankan dengan standar ketat yang diterapkan BCA,” ujar Sapto.
Kerja sama ini juga dirancang untuk mempersempit kesenjangan antara kurikulum pendidikan dan kebutuhan aktual industri. Koordinator Program BCA CMA, Susanto Rahsito, menjelaskan bahwa pendampingan yang dilakukan bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan teknis, tetapi juga karakter dan integritas siswa sebagai calon tenaga profesional.
Baca juga: Mahasiswa Sistem Informasi Alma Ata Harumkan Kabupaten Pati di MTQH 2025 Jawa Tengah
“BCA CMA hadir di SMKN 1 Belitang III dengan misi investasi Sumber Daya Manusia. Fokus kami tidak hanya pada keahlian teknis, tetapi juga penanaman integritas, ketelitian, dan etika pelayanan yang menjadi nafas dunia perbankan. Kami ingin lulusan dari sini memiliki mentalitas profesional yang siap bersaing,” ungkap Susanto.
Dari sisi kualitas pelaksanaan, Koordinator Fasilitator BCA CMA Wilayah Barat Indonesia, Richie Ospherd, memastikan bahwa standar pembelajaran yang diterapkan sudah selaras dengan kebutuhan industri nasional. Ia menegaskan bahwa siswa di Belitang III akan mendapatkan kualitas pelatihan yang setara dengan kota-kota besar.
“Sebagai penanggung jawab wilayah Barat Indonesia, saya memastikan bahwa kurikulum yang dijalankan di Teaching Factory ini selaras dengan kebutuhan industri terkini. Siswa di Belitang III akan mendapatkan materi yang sama berkualitasnya dengan pelatihan perbankan di kota-kota besar. Ini adalah kesempatan emas bagi mereka untuk menguasai manajemen kas secara komprehensif,” jelas Richie Ospherd.
Dalam Teaching Factory tersebut, siswa akan menggunakan perangkat dan sistem yang menyerupai operasional bank sungguhan, seperti penghitungan kas, deteksi uang palsu, hingga penyusunan laporan keuangan akuntabel. Dengan pendekatan praktik langsung, sekolah berharap lulusan mampu menunjukkan kesiapan kerja lebih tinggi dan memiliki pemahaman yang kuat terhadap proses bisnis perbankan.
Program ini diharapkan dapat menjadi model bagi sekolah vokasi lain di Sumatera Selatan dalam mengembangkan kemitraan industri yang relevan dan berdampak nyata pada peningkatan kompetensi siswa serta tingkat keterserapan lulusan di dunia kerja.
SMKN 1 Belitang III sendiri merupakan lembaga pendidikan vokasi di Kabupaten OKU Timur yang berkomitmen mencetak lulusan kompeten, berkarakter, dan siap memasuki dunia industri. Melalui berbagai inovasi dan kemitraan, sekolah terus memperkuat implementasi konsep “Link and Match” untuk menghadirkan pendidikan vokasi yang adaptif dan berdaya saing.
Baca juga: Mahasiswa Sistem Informasi Alma Ata Sabet Juara 2 di Kompetisi UI/UX Nasional dengan Aplikasi HaloRT




















