Headline.co.id, Sleman ~ Sebagai bagian dari peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2025, Kabupaten Sleman mengadakan workshop bertajuk “Mengenal, Menerima, dan Merawat Diri: Kunci Kesehatan Mental Sehari-hari” pada Rabu, 3 Desember 2025. Acara ini berlangsung di Atrium Shinta Sleman City Hall dan menyoroti pentingnya kesehatan mental bagi masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, guna menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan berdaya.
Ludiyanta, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Sleman, mewakili Plt. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sleman, menyampaikan dalam sambutannya bahwa peringatan HDI setiap 3 Desember adalah kesempatan untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai hak, martabat, dan kontribusi penyandang disabilitas. “Pemerintah Kabupaten Sleman terus berkomitmen dalam memberikan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas,” ujarnya.
Menurut data Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) 2024, terdapat lebih dari 7.200 penyandang disabilitas di Kabupaten Sleman. Kondisi ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan aksesibilitas di berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan transportasi. Ludiyanta menegaskan bahwa HDI adalah momen strategis untuk menghapus stigma, mendorong kebijakan ramah disabilitas, serta memperkuat kolaborasi lintas pemangku kepentingan.
Tema workshop yang menekankan pada mengenal, menerima, dan merawat diri dianggap sangat relevan untuk memperkuat kesehatan mental sehari-hari. Ludiyanta menyatakan bahwa kesehatan mental bukan hanya tentang ketiadaan gangguan, tetapi juga kemampuan untuk tumbuh, berdaya, dan saling mendukung. “Kami berharap workshop ini menjadi ruang aman dan inspiratif untuk berbagi, belajar, dan saling menguatkan,” tambahnya.
Dalam sesi materi, Mutia Dini, dosen psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, menjelaskan bahwa mengenali diri adalah fondasi utama dalam membangun kesehatan mental. Proses ini mencakup pemahaman tentang kualitas diri baik secara kognitif, emosi, perilaku, nilai, maupun batasan pribadi. “Setelah mengenali diri, langkah penting berikutnya adalah menerima diri secara utuh, termasuk kelebihan dan kekurangan,” jelas Mutia.
Mutia juga menambahkan bahwa merawat diri adalah tindak lanjut dari proses mengenal dan menerima diri. Merawat diri diperlukan agar “baterai mental” tetap terisi penuh sehingga individu dapat berfungsi optimal dalam kehidupan sehari-hari. Workshop ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental, terutama dalam mendukung kehidupan inklusif bagi penyandang disabilitas. Pemerintah mengajak seluruh elemen untuk menjadikan momentum HDI sebagai dorongan nyata dalam menciptakan lingkungan yang lebih ramah, mendukung, dan memberdayakan. (Endarwati/. KIM Donoharjo)
















