Headline.co.id, Pekanbaru ~ Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Pekanbaru tidak hanya memastikan siswa mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat setempat. Program ini dijalankan oleh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Lima Puluh, yang berlokasi di Jalan Tengku Zainal Arifin.
Setiap harinya, dapur ini mempersiapkan hingga 3.000 porsi makanan untuk didistribusikan ke enam sekolah, mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas. Proses di dapur berlangsung secara sistematis, mulai dari pengolahan bahan makanan hingga pengepakan dan distribusi ke sekolah-sekolah.
Ariefa Maulana, salah satu petugas di dapur SPPG, mengungkapkan bahwa dapur ini menjadi sumber penghasilan baru bagi masyarakat sekitar. “Alhamdulillah, melalui dapur SPPG ini saya bisa memperoleh penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari. Program MBG sangat membantu masyarakat kecil,” ujarnya di Kota Pekanbaru, Rabu (3/12/2025).
Menurut Ariefa, pelayanan MBG di Kecamatan Lima Puluh telah berjalan secara masif dan terstruktur. Enam sekolah berada di bawah tanggung jawab dapur tersebut, dengan total pengiriman 3.000 ompreng setiap hari kerja. “Setiap hari Senin sampai Jumat, kami menyalurkan makanan ke enam sekolah. Prosesnya sudah ditentukan dengan jam yang disepakati bersama pihak sekolah,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa variasi menu harian dirancang untuk menjaga minat makan siswa sekaligus memenuhi kebutuhan gizi secara menyeluruh. “Menu makanan berbeda setiap hari dan sudah disesuaikan dengan standar nutrisi anak,” tambah Ariefa.
Di sisi lain, Wahyu Rezki, petugas bagian pengepakan dan distribusi, menegaskan bahwa ketepatan waktu dan kebersihan menjadi prinsip utama mereka. “Ompreng harus bersih dan layak. Kami berangkat sejak pagi untuk memastikan makanan tiba sebelum jam makan siswa,” ujarnya.
Wahyu juga menambahkan bahwa pihaknya telah mendata siswa yang memiliki alergi makanan tertentu dan menyediakan menu alternatif untuk memastikan keamanan konsumsi. “Sampai hari ini, belum ada keluhan dari sekolah. Kami sangat menjaga kualitas dan penyajian makanan,” tegas Wahyu.
Lebih dari sekadar pelayanan gizi, dapur MBG juga memberikan pekerjaan kepada warga yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan tetap. Mereka terlibat dalam berbagai lini, mulai dari pengolahan makanan, pengepakan, hingga pengantaran. “Program MBG ini bukan hanya berdampak bagi anak-anak di sekolah, tetapi juga memberi kami peluang untuk bekerja dan membantu keluarga,” ujar Wahyu.
Ia berharap program ini dapat terus dilanjutkan dan diperluas cakupannya. “Harapan kami, program makan bergizi gratis ini dapat terus berlanjut. Anak-anak sehat, dan warga lokal punya penghasilan,” tutupnya.






















