Headline.co.id, Lumajang ~ Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, menegaskan pentingnya strategi mitigasi yang komprehensif pasca-erupsi Gunung Semeru. Strategi ini mencakup relokasi, pembangunan infrastruktur, dan penguatan edukasi kebencanaan kepada masyarakat. Suharyanto mencatat bahwa erupsi Gunung Semeru hampir selalu terjadi pada bulan November hingga Desember sejak tahun 2020, dengan skala yang bervariasi setiap tahunnya. Pada tahun 2021, erupsi terjadi dalam skala besar, cukup besar pada tahun 2022, kecil pada tahun 2023–2024, dan lebih besar namun terkendali pada tahun 2025.
“Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa dalam erupsi terakhir, dan tiga orang yang mengalami luka ringan sudah mendapatkan penanganan,” ujar Suharyanto saat meninjau Desa Supiturang dan Pos Pengungsian SMPN 2 Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Selasa (25/11/2025). Ia menekankan bahwa keberhasilan penanganan bencana tidak hanya bergantung pada relokasi fisik, tetapi juga pada edukasi kebencanaan yang masif dan terarah. Dengan pemahaman mengenai risiko, jalur evakuasi, serta lokasi aman, masyarakat dapat merespons lebih cepat dan tepat ketika terjadi erupsi.
Suharyanto menyatakan bahwa relokasi strategis yang dilakukan sejak tahun-tahun sebelumnya terbukti mengurangi risiko korban. Sebagian besar warga di daerah merah kini tinggal di lokasi aman, dan pengalaman ini menjadi pedoman mitigasi jangka panjang. Momentum monitoring lapangan digunakan untuk memastikan proses pengungsian berjalan lancar, fasilitas publik tetap berfungsi, mitigasi risiko diterapkan, serta edukasi kebencanaan disosialisasikan secara sistematis.
“Catatan historis erupsi, relokasi yang tepat, dan edukasi masyarakat menjadi tiga pilar utama strategi mitigasi Gunung Semeru ke depan. Sinergi ini memastikan penanganan bencana bersifat terkoordinasi, terukur, dan berkelanjutan,” kata Suharyanto. Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menambahkan bahwa pemerintah daerah terus memperkuat penyebaran informasi kebencanaan agar masyarakat semakin siap.
“Kami tidak hanya memprioritaskan relokasi fisik, tetapi juga memastikan masyarakat mendapatkan informasi kebencanaan yang akurat. Edukasi ini membuat warga lebih siap menjaga keselamatan diri dan keluarga saat erupsi terjadi,” kata Bupati. (MC Kab. Lumajang/An-m)



















