Headline.co.id, Jakarta ~ Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menekankan pentingnya adaptasi dalam sistem pendidikan untuk menghadapi era disrupsi digital. Hal ini diperlukan agar pendidikan tetap relevan dan sesuai dengan standar yang ada. Abdul Mu’ti menyatakan bahwa era disrupsi digital membawa tantangan berupa ketidakpastian yang sering disebut sebagai VUCA, yaitu Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity.
Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa disrupsi digital tidak hanya terjadi di dunia pendidikan, tetapi juga di berbagai sektor industri. Banyak perusahaan yang tidak mampu beradaptasi akhirnya harus gulung tikar. Namun, ia juga menekankan bahwa era ini menawarkan berbagai peluang baru bagi mereka yang mampu beradaptasi. “Kita harus bisa memanfaatkan peluang yang ada di era disrupsi digital ini,” ujar Abdul Mu’ti.
Untuk itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berupaya melakukan inovasi dan transformasi, baik dalam peningkatan kualitas guru, pendekatan pembelajaran, maupun kebijakan pendidikan. Salah satu langkah yang diambil adalah melalui program Presiden RI Prabowo Subianto yang membagikan layar pintar interaktif (IFP) ke sekolah-sekolah di Indonesia. Fasilitas ini diharapkan dapat mendukung penguatan pembelajaran.
Dengan adanya media tersebut, Abdul Mu’ti menyebutkan bahwa berbagai materi pelajaran digital dapat diakses dan diunduh, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. “Kami berharap dengan adanya inovasi ini, proses belajar mengajar bisa lebih menarik dan efektif,” pungkas Abdul Mu’ti.




















