Headline.co.id, Jakarta ~ Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menyoroti peningkatan bencana hidrometeorologi yang dialami Indonesia belakangan ini. Banjir dan longsor yang terjadi di berbagai wilayah seperti Malang, Cilacap, Banjarnegara, Majenang, Wonosobo, hingga Papua, menunjukkan bahwa perubahan iklim dan degradasi lingkungan menjadi ancaman serius bagi keselamatan masyarakat.
Pernyataan ini disampaikan Pratikno dalam acara Penanaman Vegetasi untuk Mitigasi di Provinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, yang dipusatkan di Eiger Adventure Land, Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Acara ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Pohon Sedunia, yang diharapkan menjadi pengingat pentingnya gerakan penanaman pohon secara masif dan berkelanjutan.
Pratikno menegaskan bahwa upaya mitigasi bencana tidak bisa dilakukan secara sektoral, melainkan harus menjadi kerja bersama dari hulu hingga hilir. “Ini bukan sekadar kerja menanam. Ini kerja menggerakkan hati dan pikiran masyarakat. Infrastruktur hijau harus kita perkuat. Selain itu tetap dibutuhkan infrastruktur pendukung seperti waduk, kolam retensi, dan penguatan sistem hilir. Oleh karena itu ini kerja bersama, bukan kerja satu lembaga,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa gerakan ini tidak boleh hanya menjadi kegiatan pemerintah atau BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). “Ini harus menjadi gerakan 287 juta masyarakat Indonesia. Yang bukan hanya untuk mencegah bencana, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga,” tambah Pratikno.
Suhariyanto, yang juga hadir dalam acara tersebut, menjelaskan bahwa seluruh bibit yang ditanam merupakan kombinasi pohon keras, pohon buah, mangrove, hingga vetiver. Pemilihan jenis tanaman ini disesuaikan dengan kebutuhan ekologis serta potensi ekonomi masyarakat setempat.




















