Headline.co.id, Jakarta ~ Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ottawa bersama diaspora Indonesia berpartisipasi dalam World Multicultural Festival (WMF) 2025 di Ottawa, Kanada, pada Sabtu (15/11/2025). Acara ini menampilkan tari Pendet dan musik angklung, hasil kolaborasi KBRI Ottawa, Indonesian Canadian Congress (ICC), dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Ottawa.
Duta Besar Indonesia untuk Kanada, Muhsin Syihab, menyatakan bahwa publik Ottawa sangat terkesan dengan penampilan tari Pendet dan harmoni musik angklung. “Publik Ottawa sangat terpukau dengan keindahan gerakan penari Pendet dan harmoni musik angklung. Bahkan selesai penampilan, para penampil didekati oleh banyak pengunjung yang tertarik, termasuk yang mencoba memainkan instrumen angklung. Ini merupakan soft power Indonesia,” ungkapnya dalam keterangan tertulis pada Minggu (16/11/2025).
Penampilan tari Pendet dibawakan oleh Nalani dan Keandra Gruys serta Jasmine Daoust, warga negara Kanada, yang menunjukkan bagaimana seni tradisional tetap dijaga oleh diaspora dan generasi muda yang tumbuh jauh dari Indonesia. Jasmine Daoust mengungkapkan kegembiraannya dapat tampil membawakan tari Pendet di hadapan publik Kanada. “Saya tertarik dengan tarian Bali sejak kecil. Bagi saya, tarian Bali sangat indah dengan perpaduan gerakan tangan dan mata. Jadi, bisa ikut menarikannya di hadapan publik Kanada sangat berarti bagi saya,” ujarnya.
Pertunjukan dilanjutkan dengan musik angklung yang dibawakan oleh anggota ICC dan DWP, menampilkan lagu “Mama Mia” dan “Super Trouper” dari grup vokal asal Swedia, ABBA, yang cukup terkenal di Ottawa. Presiden ICC, Gita Nurlaila, yang turut tampil dan memimpin harmoni angklung, menyampaikan bahwa persiapan untuk tampil telah dimulai sejak 2-3 bulan lalu. “Kami sangat mengapresiasi dukungan luar biasa dari KBRI Ottawa. Seminggu dua kali kami berlatih cukup intensif, selama sekitar dua jam, di KBRI Ottawa,” ujar Gita.
KBRI Ottawa terus berupaya menampilkan citra Indonesia secara menyeluruh dengan menggandeng berbagai elemen masyarakat, mulai dari ICC, DWP, hingga diaspora, agar keberagaman budaya Indonesia dapat tersampaikan secara lebih lengkap. Kehadiran Indonesia di WMF 2025 bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi merupakan bentuk nyata diplomasi budaya yang semakin penting. Sebagai festival budaya terbesar di Ottawa dengan lebih dari 70 peserta negara, WMF menunjukkan besarnya nilai dari keragaman seni dan tradisi.





















