Headline.co.id, Rote Ndao ~ Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto telah membawa dampak positif di wilayah perbatasan selatan Indonesia. Salah satu penerima manfaat program ini adalah SMA Negeri 1 Lobalain di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, yang telah merasakan manfaatnya sejak Juni 2025.
Kepala SMAN 1 Lobalain, Alberd Wilson Dano, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah pusat atas perhatian yang diberikan kepada sekolah-sekolah di daerah terluar. Ia menegaskan bahwa program MBG berjalan dengan baik dan memberikan manfaat besar bagi siswa. “Kami sungguh berterima kasih atas perhatian Bapak Presiden. Apa yang dulu dijanjikan kini benar-benar dirasakan. Anak-anak tampak lebih segar, ceria, dan fokus belajar. Program ini sangat berarti, terutama bagi daerah seperti Rote yang kondisi ekonominya berbeda dengan wilayah lain,” ujar Alberd saat ditemui di sekolah, Rabu (5/11/2025).
Sebanyak 1.234 siswa SMAN 1 Lobalain saat ini menerima manfaat dari program MBG. Menu makan siang disusun dengan memperhatikan unsur gizi seimbang serta kearifan lokal, yang turut menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar. “Kami melihat dampak positif yang besar. Selain mendukung kesehatan dan semangat belajar, kegiatan ini juga menumbuhkan perputaran ekonomi karena bahan pangan diambil dari petani dan pelaku usaha lokal,” jelasnya.
Menurut Alberd, mayoritas siswa antusias mengikuti program ini. Hanya sedikit yang membawa bekal sendiri karena alasan kesehatan atau kebiasaan pribadi. Bahkan, pola jajan siswa kini berkurang dan tingkat kehadiran di sekolah meningkat signifikan.
Menanggapi isu di sejumlah daerah tentang gangguan pencernaan akibat konsumsi makanan MBG, Alberd menegaskan tidak ditemukan kasus serupa di SMAN 1 Lobalain. “Semuanya aman dan sehat. Kami punya tim UKS yang rutin memeriksa menu sebelum disajikan kepada siswa. Jika aroma atau tampilan tidak segar, langsung diganti,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa sosialisasi program dilakukan secara terbuka kepada orang tua murid melalui pertemuan resmi sekolah, dan respons masyarakat sangat positif.
Selain program MBG, Alberd berharap perhatian pemerintah terhadap daerah terluar seperti Rote Ndao terus berlanjut, khususnya dalam pembangunan infrastruktur pendidikan dan digitalisasi sekolah. “Kami berharap dukungan tidak berhenti di MBG saja. Akses internet di beberapa titik masih sulit, padahal pembelajaran digital makin dibutuhkan. Bantuan televisi digital dari pemerintah sangat membantu, tapi kami masih butuh tambahan sarana agar semua siswa bisa belajar optimal,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa warga dan sekolah di Rote Ndao menyambut baik setiap kebijakan yang berpihak pada pemerataan pendidikan. “Kami merasa diperhatikan. Ini bukan hanya soal makanan bergizi, tapi juga wujud kehadiran negara sampai ke perbatasan paling selatan Indonesia,” tutup Alberd.






















