Headline.co.id, Jakarta ~ Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,04 persen pada triwulan ketiga tahun 2025. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan pertumbuhan 4,95 persen. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, dalam konferensi pers pada Rabu (5/11/2025), menyatakan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi masyarakat yang tetap stabil.
Kebijakan pemerintah dalam mengendalikan inflasi serta peningkatan transaksi online melalui e-retail dan marketplace turut mendukung pertumbuhan ekonomi. Selain itu, nilai transaksi uang elektronik, kartu debit, dan kredit juga mengalami peningkatan. “Jumlah perjalanan wisatawan Nusantara meningkat 21,84 persen secara year on year pada triwulan-III 2025. Jumlah penumpang di moda transportasi seperti angkutan rel dan laut juga bertambah,” ujar Edy Mahmud.
Dari sisi pengeluaran, ekspor barang dan jasa tumbuh 9,91 persen, didorong oleh ekspor komoditas nonmigas seperti lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja, mesin serta peralatan listrik, dan kendaraan beserta bagiannya. Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara juga berkontribusi pada pertumbuhan ekspor jasa. Investasi, yang tercermin dalam Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), tumbuh positif sebesar 5,04 persen, sementara konsumsi pemerintah meningkat 5,49 persen.
Sektor industri pengolahan mencatat pertumbuhan 5,54 persen, didukung oleh industri makanan dan minuman, logam dasar, serta kimia, farmasi, dan obat tradisional. “Sektor perdagangan besar dan eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh 5,49 persen seiring peningkatan produksi domestik,” tambah Edy. Sektor informasi dan komunikasi juga menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 9,65 persen, didorong oleh meningkatnya lalu lintas data dan transaksi perdagangan elektronik. Sektor pertanian tumbuh 4,93 persen akibat peningkatan permintaan domestik.
Wilayah Maluku dan Papua tetap mencatat pertumbuhan positif sebesar 2,68 persen, meskipun mengalami perlambatan dibandingkan triwulan-III tahun sebelumnya.























