Headline.co.id (Bogor) — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai berhasil meningkatkan konsentrasi dan semangat belajar siswa di sekolah. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri, Yusharto Huntoyungo, saat melakukan inspeksi pelaksanaan program MBG di SMP Negeri 18 Kota Bogor, Selasa (14/10/2025). Menurut Yusharto, siswa yang mendapatkan asupan makanan bergizi cenderung lebih fokus dan mampu menyerap materi pelajaran dengan lebih baik.
“Anak-anak sehat, implikasinya dia bisa berkonsentrasi lebih panjang di sekolah. Waktu dia berkonsentrasi lebih panjang itu berarti lebih banyak materi pelajaran yang bisa diserap oleh anak-anak,” ujar Yusharto dalam keterangan resminya.
Yusharto menilai, kehadiran MBG tidak hanya mengatasi persoalan gizi anak sekolah, tetapi juga menghilangkan kebiasaan siswa jajan di luar sekolah. Dengan begitu, waktu belajar mereka menjadi lebih efektif dan terarah.
“Kalau masuk ke sekolah jajan, dia mikir, ada jajanan apa-apa ini? Tapi kalau sudah ada MBG, waktunya untuk berkonsentrasi dan belajar,” ujarnya menambahkan.
Dalam kunjungannya, Yusharto juga berdialog langsung dengan para guru dan siswa untuk mendengarkan tanggapan mengenai pelaksanaan program tersebut. Ia menjelaskan, inspeksi ini bertujuan memperoleh masukan langsung dari lapangan agar program dapat terus diperbaiki dan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
“Kami datang bersama Pak Kapus dan teman-teman lainnya untuk mencoba mendapatkan data dari Bapak Ibu sekalian. Caranya, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan. Pertanyaannya gampang-gampang saja tentang MBG,” jelasnya.
Dialog berlangsung interaktif dan konstruktif, dengan sejumlah guru serta orang tua menyampaikan apresiasi positif terhadap program tersebut. Mereka menilai MBG bukan hanya menyehatkan anak, tetapi juga membangun kebiasaan makan yang lebih baik di kalangan pelajar.
Salah satu perwakilan orang tua mengungkapkan bahwa manfaat program sangat terasa bagi keluarga, terutama bagi anak-anak yang sebelumnya jarang mengonsumsi makanan bergizi secara rutin.
“Anak-anak bisa menikmati sayur, buah, bahkan susu. Mungkin yang setiap hari mereka tidak bisa makan atau minum susu, akhirnya setelah adanya program ini bisa tiga atau empat kali seminggu mereka bisa menikmati,” katanya.
Sementara itu, seorang guru SMPN 18 Kota Bogor menyampaikan bahwa MBG membawa dampak nyata terhadap daya tahan dan konsentrasi siswa selama beraktivitas di sekolah.
“Ketika anak-anak mengikuti upacara pagi-pagi, mereka tidak tumbang. Dengan kehadiran MBG ini, mereka sedikit sekali yang mengalami kelelahan. Konsentrasi juga meningkat,” ujarnya.
Menanggapi masukan dari para guru dan orang tua, Yusharto memastikan bahwa pemerintah berkomitmen menjaga keberlanjutan program MBG di seluruh sekolah, termasuk pada masa-masa khusus seperti bulan Ramadan.
“Pemerintah sudah menganggarkan. Hanya saja teknis pembagiannya disesuaikan — misalnya dalam bentuk makanan yang bisa disimpan sampai waktu buka puasa, seperti kurma atau yang lain,” jelasnya.
Yusharto juga menyampaikan apresiasi kepada pihak sekolah, guru, dan orang tua yang terus mendukung program ini. Ia berharap pelaksanaan MBG dapat menjadi bagian penting dari upaya membangun generasi sehat, cerdas, dan berprestasi.
“Kami menyampaikan penghargaan dan apresiasi atas prestasi Bapak dan Ibu. Mudah-mudahan anak-anak bisa belajar dengan sehat, berprestasi, dan menjadi generasi penerus yang membanggakan,” tutupnya.


















