Headline.co.id (Bali) ~ Sebanyak 14 orang dilaporkan meninggal dunia akibat bencana banjir disertai tanah longsor yang melanda tujuh kabupaten dan kota di Provinsi Bali. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, bencana yang terjadi sejak awal pekan ini juga memaksa ratusan warga mengungsi ke sejumlah titik. Hingga Kamis (9/9/2025), tim gabungan masih melakukan pencarian dua korban hilang di Kota Denpasar serta evakuasi warga terdampak.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan korban meninggal terbanyak berada di Kota Denpasar dengan delapan orang, disusul Gianyar tiga orang, Jembrana dua orang, dan Badung satu orang. “Selain korban jiwa, ada 562 orang warga yang mengungsi, terdiri atas 327 warga Jembrana dan 235 warga Denpasar,” ujarnya di Jakarta.
Para penyintas kini menempati sejumlah fasilitas umum yang difungsikan sebagai posko darurat, mulai dari sekolah, balai desa, mushola, hingga banjar. Sementara itu, hasil asesmen BPBD Bali mencatat ada lebih dari 120 titik banjir di Pulau Dewata. Kota Denpasar menjadi daerah paling terdampak dengan 81 titik banjir, diikuti Gianyar 14 titik, Badung 12 titik, Tabanan delapan titik, Karangasem dan Jembrana masing-masing empat titik, serta Klungkung di Kecamatan Dawan.
Selain banjir, longsor dilaporkan terjadi di 18 lokasi. Rinciannya, 12 titik di Karangasem, lima titik di Gianyar, dan satu titik di Badung. Kondisi ini membuat tim gabungan harus bekerja ekstra untuk membuka akses jalan dan mengevakuasi warga.
BNPB juga menyalurkan bantuan logistik ke lokasi bencana. Bantuan itu mencakup 200 selimut, 200 matras, 300 paket sembako, 50 tenda keluarga, dua tenda pengungsi, satu perahu karet bermesin, serta tiga pompa air. “Bantuan ini untuk mendukung kebutuhan dasar warga di posko pengungsian,” tambah Abdul.




















