Headline.co.id (Jakarta) ~ Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan keluarga Indonesia tengah menghadapi tantangan baru akibat disrupsi teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI). Pesan itu ia sampaikan saat membuka kegiatan Aksi Keluarga Indonesia di Jakarta, Kamis (4/9/2025). Menurutnya, keluarga sebagai sekolah pertama anak kini harus mampu beradaptasi agar tidak kalah oleh derasnya arus digital.
Pratikno menilai, fenomena anak lebih sering menatap layar gawai ketimbang berinteraksi dengan orang tuanya menjadi alarm bagi semua pihak. Kondisi ini, kata dia, dapat melemahkan fungsi keluarga sebagai tempat menanamkan kasih sayang, nilai budaya, dan budi pekerti. “Suara notifikasi HP jauh lebih nyaring dari tawa keluarga. Dunia maya lebih menarik dibanding dunia nyata di sekitar anak-anak kita,” ujarnya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Pratikno menawarkan delapan panduan yang ia sebut “Asta Mantra”. Panduan ini mencakup upaya membatasi waktu penggunaan gawai, memperbanyak interaksi dengan alam, menciptakan kota dan desa ramah keluarga, serta meneguhkan peran orang tua sebagai pengasuh utama. Selain itu, Asta Mantra menekankan pentingnya penguatan nilai agama, pelestarian budaya, solidaritas ketetanggaan, kolaborasi lintas sektor, hingga pemanfaatan teknologi digital secara positif.
Ia menekankan, delapan langkah tersebut memang tidak mudah diterapkan, tetapi harus menjadi komitmen bersama. Pemerintah, akademisi, swasta, tokoh masyarakat, hingga keluarga di tingkat rumah tangga perlu bergerak bersama agar Asta Mantra tidak sekadar wacana.
“Mari kita kembalikan keluarga sebagai pilar terpenting moralitas, mentalitas, dan pendidikan bangsa. Keluarga harus menjadi superhero bagi anak-anak kita,” tegas Pratikno.
Melalui forum ini, pemerintah berharap tercipta gerakan kolektif untuk memperkuat ketahanan keluarga di tengah derasnya arus teknologi digital, demi melahirkan generasi unggul dan berakhlak.
















