Headline.co.id (Semarang) – Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang resmi kembali melayani penerbangan internasional pada Jumat (4/9/2025) dengan dibukanya rute Kuala Lumpur–Semarang oleh AirAsia. Penerbangan perdana ini menjadi penanda operasional reguler dengan frekuensi tujuh kali dalam sepekan. Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan pemerintah menetapkan 36 bandara internasional untuk memperluas konektivitas udara, menarik wisatawan mancanegara, serta memperkuat perekonomian daerah.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyatakan bahwa pembukaan rute internasional di Semarang adalah bagian dari strategi besar pemerintah untuk meningkatkan aksesibilitas transportasi udara di luar kota-kota besar. “Penerbangan internasional ini diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam jaringan konektivitas global,” ujarnya.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menyebut penerbangan ini membuka peluang baru bagi sektor pariwisata dan perdagangan. Ia menegaskan bahwa Jawa Tengah kini memiliki pintu baru dalam menjaring wisatawan asing dan memperluas pasar produk lokal. Data awal menunjukkan ada 8.553 penumpang yang sudah terdaftar pada rute Kuala Lumpur–Semarang, jauh lebih tinggi dibanding capaian kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Tengah pada 2024 yang hanya 593 orang.
Dukungan juga datang dari CEO InJourney Airports Regional IV, Rahadian D. Yogisworo. Menurutnya, sebelum pandemi pada 2019, Bandara Ahmad Yani pernah melayani hampir 230 ribu penumpang internasional. Ia optimistis tren itu akan kembali tumbuh dengan rencana penambahan rute baru ke Singapura pada November 2025.
Sektor pariwisata pun diproyeksi terdongkrak signifikan. Kepala Disporapar Jawa Tengah, Muhammad Masrofi, menargetkan pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara hingga 38% pada 2025–2026. Dukungan serupa datang dari Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Jateng yang menilai akses penerbangan internasional akan memperluas pasar wisata ke Jawa Tengah.
Dampak positif juga dirasakan langsung wisatawan. Cameroon, turis asal London yang ikut dalam penerbangan perdana, mengaku perjalanan ke Semarang kini lebih praktis. “Sebelumnya saya harus transit di Surabaya dan melanjutkan dengan kereta api. Sekarang jauh lebih cepat dengan penerbangan langsung,” tuturnya.
Tak hanya Semarang, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) Palembang juga telah melayani kembali penerbangan internasional sejak Juli 2025 melalui rute Kuala Lumpur–Palembang. Rute ini mencatat tingkat keterisian penumpang di atas 90%. Bahkan, rute tambahan Kuala Lumpur–Palembang oleh Batik Air Malaysia dan rute Singapura–Palembang oleh Scoot akan segera menyusul.
Menhub Dudy menegaskan bahwa Semarang dan Palembang memegang peran strategis sebagai pintu masuk wisata sekaligus pusat ekonomi regional. “Momentum ini tidak hanya membuka akses wisatawan, tetapi juga memperluas peluang ekspor produk unggulan daerah dan menarik investasi asing,” katanya.
Dengan beroperasinya kembali penerbangan internasional di kedua kota tersebut, pemerintah optimistis konektivitas udara akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar global.





















