Headline.co.id (Sleman) ~ Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) mulai menunjukkan dampak positif bagi pengembangan pariwisata desa di Yogyakarta. Salah satunya di Desa Wisata Tamanmartani, Sleman, di mana koperasi berperan sebagai penghubung antara pelaku usaha lokal, UMKM, hingga kelompok pariwisata dalam memperkuat ekosistem wisata berbasis gotong royong.
Baca juga: Polisi Amankan Satu Bus di Sleman, Cegah Keributan di SPBU Gamping
Program nasional yang diluncurkan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada 21 Juli 2025 lalu ini dirancang untuk menghadirkan koperasi modern berbasis digitalisasi dan transparansi. Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, menegaskan keberadaan 80 ribu KDMP di seluruh Indonesia bukan sekadar rebranding, tetapi langkah nyata mengembalikan koperasi pada khitahnya sebagai instrumen pemerataan ekonomi rakyat.
Dampak Langsung di Desa Wisata
Ketua KDMP Tamanmartani, Mawardi, menyebut koperasi yang berdiri sejak 16 Juni 2025 itu telah memiliki 895 anggota dengan empat unit usaha, yakni klinik dan apotek, simpan pinjam, sembako, serta sarana produksi pertanian. Selain menopang kebutuhan dasar, koperasi juga menjadi agregator produk UMKM lokal untuk dipasarkan langsung kepada wisatawan.
“Di Desa Wisata Tamanmartani, wisatawan tidak hanya belajar soal pertanian dan peternakan, tetapi juga bisa membawa pulang produk oleh-oleh dari koperasi. Jadi hasil tani, ternak, maupun kerajinan bisa dipasarkan lewat koperasi,” ujar Mawardi.
Selain pemasaran, KDMP turut memfasilitasi akses pembiayaan. Melalui kerja sama dengan BNI, pelaku usaha pariwisata dapat mengajukan pinjaman untuk mengembangkan fasilitas, memperbaiki homestay, hingga membeli peralatan pendukung wisata.
Baca juga: Presiden Prabowo Tekankan Peran Guru Sekolah Rakyat untuk Putus Rantai Kemiskinan
Sinergi dengan Bumdes dan Pokdarwis
Pengelola Bidang Wisata Bumdes Tamanmartani, Pandu Cahyo Gustoro, menambahkan bahwa koperasi berkolaborasi dengan Bumdes dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dalam merancang paket wisata. Mulai dari wisata edukasi jemparingan, membatik, hingga kegiatan pertanian dan peternakan kini terintegrasi dalam promosi bersama.
“Alhamdulillah sudah ada hasilnya, baik wisatawan lokal maupun mancanegara mulai berdatangan, dan grafik kunjungan pun meningkat,” kata Pandu.
Baca juga: Pemerintah Naikkan Anggaran Pendidikan 2026 Jadi Rp757,8 Triliun, Fokus pada Siswa, Guru, dan Sarana
UMKM Rasakan Manfaat
Pelaku UMKM setempat juga merasakan langsung kehadiran koperasi. Prima Sintalia, pemilik toko kelontong, mengatakan ia bisa mendapatkan barang kebutuhan pokok lebih murah di KDMP Tamanmartani untuk kemudian dijual kembali dengan harga bersaing.
“Dengan harga yang lebih murah dari koperasi, saya bisa menjual barang ke masyarakat dengan harga lebih terjangkau. Harapan saya, stok barang di koperasi tetap stabil sehingga manfaatnya terus dirasakan,” tutur Prima.\
Baca juga: Meutya Hafid Terima Bintang Mahaputera Utama atas Jasa Lindungi Anak di Ruang Digital
Pilar Baru Pariwisata Desa
Melalui integrasi UMKM, pelaku usaha wisata, dan koperasi, KDMP Tamanmartani menunjukkan peran penting koperasi dalam menggerakkan ekonomi desa sekaligus memperkuat daya tarik pariwisata lokal.
Dengan dukungan pemerintah pusat dan sinergi antar-lembaga desa, koperasi ini diproyeksikan menjadi fondasi baru penguatan sektor pariwisata yang berkelanjutan di Yogyakarta dan daerah lain di Indonesia.
Baca juga: Kericuhan Suporter: Bus Bobotoh Hancur Usai Pertandingan Persib Bandung vs PSIM Yogyakarta


















