Headline.co.id (Bandung) – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan bahwa penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan keharusan mutlak bagi Indonesia jika ingin mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Pesan itu disampaikan langsung saat membuka Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Bandung, Kamis (7/8/2025).
Tiba di lokasi, Presiden menarik perhatian dengan menumpang kendaraan taktis ringan Maung Garuda produksi PT Pindad (Persero), berpelat “INDONESIA-1”. Kendaraan buatan anak bangsa itu menjadi simbol nyata kemandirian industri strategis sekaligus kebanggaan nasional dalam penguasaan teknologi pertahanan.
Dalam pidatonya, Presiden menekankan bahwa inovasi dan kedaulatan teknologi adalah fondasi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.
“Penguasaan sains dan teknologi harus menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional. Ini bukan pilihan, tapi keharusan,” tegasnya.
KSTI 2025 mengusung tema “Sains dan Teknologi untuk Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi” sebagai wadah kolaborasi lintas sektor. Forum ini mempertemukan peneliti, akademisi, praktisi industri, dan pembuat kebijakan untuk menyatukan visi strategis menuju transformasi ekonomi berbasis riset dan teknologi.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menambahkan bahwa industrialisasi terencana dengan dukungan saintek menjadi kunci pertumbuhan jangka panjang.
“Untuk menghadirkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, kita harus mengelola industrialisasi secara lebih terencana. Dan kuncinya adalah sains dan teknologi,” ujarnya.
Agenda KSTI sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya butir ke-4 dan ke-5 yang menitikberatkan pada penguatan SDM serta hilirisasi dan industrialisasi guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Kehadiran Presiden di forum ini dinilai sebagai sinyal kuat percepatan ekosistem riset dan inovasi nasional.
Turut mendampingi Presiden sejumlah pejabat tinggi negara, di antaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Viada Hafid, serta Menseskab Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.




















