Headline.co.id (Jakarta) — Sorak-sorai penonton bergema di Parkir Timur Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, saat ajang internasional FIBA Inaspro 3×3 Challenger Jakarta 2025 resmi ditutup pada Senin (29/7). Kejuaraan bergengsi yang menjadi bagian dari FIBA World Series 2025 itu tidak hanya memukau penonton, tetapi juga mengukuhkan posisi Indonesia sebagai tuan rumah kompetisi olahraga internasional yang siap dan solid.
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Dito Ariotedjo, menyampaikan apresiasi atas suksesnya penyelenggaraan ajang ini. Dito menilai antusiasme penonton dan atmosfer pertandingan menjadi sinyal positif bagi kemajuan olahraga bola basket 3×3 di Indonesia.
“Alhamdulillah, pelaksanaan FIBA World Series 2025 di Jakarta berjalan sangat sukses. Penonton sangat antusias, atmosfernya luar biasa,” ujar Menpora Dito dalam siaran pers, didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi.
Lugano Taklukkan Hangzhou, UMKM dan Budaya Lokal Bersinar
Laga final mempertemukan dua tim tangguh: Lugano dari Swiss dan Hangzhou dari China. Dengan skor meyakinkan 21-14, Lugano keluar sebagai juara, menutup turnamen dengan pertunjukan kelas dunia yang penuh semangat.
Namun bukan hanya pertandingan yang menyita perhatian. Event ini juga menjadi ajang padu padan antara olahraga, budaya, dan pemberdayaan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dari gerai makanan lokal hingga pertunjukan seni, suasana kompetisi berubah menjadi festival urban yang meriah dan inklusif.
“Kolaborasi sangat sempurna. UMKM-nya, seninya, olahraga dan penggemarnya bersatu. Ini model ekosistem olahraga yang ideal,” kata Dito.
Menuju Yogyakarta 2026: Warisan Budaya Bertemu Olahraga Global
Tak berhenti di Jakarta, pemerintah menegaskan komitmennya menggelar FIBA 3×3 Challenger dan FIBA 3×3 Women Series di Indonesia hingga tahun 2028. Untuk 2026, giliran Yogyakarta yang akan menjadi tuan rumah, dengan latar ikonik candi bersejarah yang akan dipadukan dengan dinamika olahraga modern.
“Tahun depan akan lebih seru karena kita akan gelar FIBA 3×3 Challenger di pelataran candi di Jogjakarta. Konsepnya akan menggabungkan warisan budaya dan olahraga modern,” ungkap Menpora Dito dengan penuh optimisme.
Fondasi Olahraga Masa Depan: Sinergi dan Prestasi
Kesuksesan FIBA Inaspro 3×3 Jakarta 2025 bukan sekadar tentang skor di papan. Lebih dari itu, ini adalah perwujudan kolaborasi lintas sektor—antara pemerintah, pelaku industri olahraga, UMKM, hingga komunitas budaya—yang bersama-sama membangun fondasi ekosistem olahraga prestasi nasional.
Dengan semangat kolektif ini, Indonesia tak hanya menjadi tuan rumah yang ramah, tetapi juga aktor penting dalam membentuk masa depan olahraga global.
“Saya optimis, 3×3 di Indonesia akan makin berkembang. Ayo kita ramaikan Inaspro 3×3 Challenger tahun depan,” ajak Dito, disambut tepuk tangan meriah dari penonton yang memadati area GBK.
FIBA Inaspro 3×3 Challenger 2025 telah berakhir, tetapi gema semangatnya baru saja dimulai.





















