Headline.co.id (Surabaya) – Dalam semangat kolaborasi lintas sektor, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama generasi muda terus memperkuat komitmen terhadap pembangunan ekonomi hijau dan inklusif. Komitmen ini diwujudkan melalui seminar nasional bertajuk “Sinergitas Bersama: Wujudkan Ekonomi Inklusif, Ekonomi Hijau, dan Berpendidikan di Jawa Timur,” yang digelar Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI) Wilayah Jawa Timur di Universitas Bhayangkara (UBHARA) Surabaya, Jumat (4/7/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil), pelantikan, dan temu ilmiah ISMEI Jatim periode 2025–2027. Dimulai sejak pukul 08.00 WIB, acara berlangsung hingga sore hari dengan menghadirkan narasumber dari berbagai sektor dalam sesi diskusi panel utama.
Tak sekadar forum akademik, seminar ini juga menjadi ruang advokasi kebijakan dan penguatan peran mahasiswa ekonomi dalam menyongsong visi besar Indonesia Emas 2045.
Apresiasi Pemerintah: Mahasiswa sebagai Garda Depan Perubahan
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur, Ramliyanto, yang hadir mewakili Gubernur Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan tersebut. Menurutnya, keterlibatan mahasiswa dalam isu-isu pembangunan hijau dan inklusif sangat relevan dengan kebijakan strategis provinsi.
“Mahasiswa adalah masa depan bangsa ini. Kalau kita bicara tentang 2045, merekalah yang akan menjadi pengisi utama Indonesia di masa itu,” ujar Ramliyanto.
Ia juga menegaskan bahwa kepemimpinan Gubernur Khofifah selama ini sangat menaruh perhatian pada agenda keberlanjutan dan keadilan sosial.
“Bu Gubernur sangat concern terhadap ekonomi hijau, bahkan turut memimpin langsung berbagai upaya di bidang ini, termasuk ekonomi biru yang sesuai dengan potensi daerah,” jelasnya.
Kampus sebagai Ruang Sinergi dan Inovasi
Sebagai tuan rumah, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UBHARA Surabaya, Siti Rosyafah, menekankan bahwa seminar ini dirancang untuk mendekatkan semangat mahasiswa dengan arah kebijakan pembangunan, baik nasional maupun daerah.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya mengenal istilah ekonomi hijau dan inklusif sebagai jargon, tapi juga benar-benar memahami dan mengimplementasikannya dalam keseharian,” ungkapnya.
Rosyafah menjelaskan, pilihan peserta dari kalangan mahasiswa Generasi Z bukan tanpa alasan. Mereka diyakini akan memainkan peran sentral dalam pembangunan dua dekade ke depan.
“Dari forum ini, kami harapkan lahir gagasan-gagasan segar serta kolaborasi nyata antar mahasiswa dan pemangku kepentingan untuk memperkuat komitmen terhadap pembangunan hijau dan berkeadilan,” tambahnya.
ISMEI Jatim: Mahasiswa Tak Hanya Bergerak, Tapi Juga Menggerakkan
Kegiatan ini juga mencerminkan langkah nyata ISMEI Jatim dalam menunjukkan peran aktif mahasiswa sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam membangun masa depan yang berkelanjutan. Melalui edukasi dan konsolidasi organisasi, ISMEI memperkuat posisi mahasiswa sebagai agen perubahan.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur sendiri membuka ruang sebesar-besarnya bagi kolaborasi semacam ini agar terus berlanjut. Harapannya, Jawa Timur tidak hanya menjadi pionir dalam pembangunan ekonomi hijau dan inklusif, tetapi juga menjadi model inspiratif bagi daerah lain.
Dengan semangat sinergi yang terus tumbuh antara pemerintah, akademisi, dan generasi muda, cita-cita Indonesia Emas 2045 bukanlah sekadar harapan, tetapi sebuah arah yang mulai dipijak bersama dari sekarang.


















