Hadits dan Keutamaan Puasa Syawal: Pelengkap Ibadah Ramadhan yang Sarat Berkah ~ Headline.co.id (Jakarta). Setelah sebulan penuh berpuasa Ramadhan, umat Muslim di seluruh dunia akan merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan penuh sukacita. Namun, semangat ibadah tidak lantas surut. Salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan setelah Ramadhan adalah melaksanakan puasa Syawal, yaitu puasa enam hari di bulan Syawal. Anjuran dan keutamaan puasa ini bersumber dari berbagai hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, yang menjadi landasan kuat bagi umat Islam untuk melaksanakannya.
Baca juga: Jurusan Hukum Tata Negara Kerja Apa? Ternyata Segini Nominal Gajinya
Puasa Syawal bukan sekadar amalan tambahan, melainkan memiliki keutamaan yang besar dan menjadi pelengkap bagi ibadah puasa Ramadhan yang telah ditunaikan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya: “Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian dilanjutkan dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti berpuasa selama setahun penuh.” (HR. Muslim)
Baca juga: Hukum Crypto dalam Islam: Antara Inovasi Finansial dan Prinsip Syariah
Keutamaan Puasa Syawal
Hadits ini secara jelas menunjukkan keutamaan yang luar biasa bagi siapa saja yang menyempatkan diri untuk berpuasa enam hari di bulan Syawal. Para ulama menjelaskan bahwa perbandingan ini didasarkan pada perhitungan bahwa setiap kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya menjadi sepuluh kali lipat. Jika seseorang berpuasa Ramadan selama 30 hari, maka pahalanya setara dengan 300 hari berpuasa. Kemudian, jika ia menambahkan enam hari puasa Syawal, pahalanya menjadi 60 hari. Jika dijumlahkan, 300 hari ditambah 60 hari menjadi 360 hari, yang hampir setara dengan jumlah hari dalam setahun Hijriyah.
Lebih lanjut, Imam An-Nawawi dalam kitab Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa keutamaan puasa Syawal ini adalah untuk menyempurnakan kekurangan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan ibadah puasa Ramadlan. Sebagai manusia, tentu ada saja kekurangan atau kelalaian yang tidak disadari selama berpuasa Ramadhan. Puasa Syawal hadir sebagai penambal kekurangan tersebut, sehingga ibadah puasa Ramadan menjadi lebih sempurna di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Baca juga: Teks Bacaan Takbir Idul Fitri Panjang dan Pendek Lengkap Lafadz Arab, Latin, dan Artinya Lengkap
Puasa Syawal Bukti Ketaatan Ibadah?
Selain itu, puasa Syawal juga menjadi bukti konsistensi seorang Muslim dalam beribadah. Setelah berhasil menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa selama sebulan penuh di Ramadhan, melanjutkan dengan puasa Syawal menunjukkan bahwa ketaatan dan semangat beribadah tidak hanya terbatas pada bulan Ramadhan saja. Hal ini sekaligus melatih diri untuk terus istiqamah dalam menjalankan amalan-amalan sunnah setelah bulan suci berakhir.
Pendapat Ulama Terkait Tata Cara Puasa Syawal
Para ulama juga berbeda pendapat mengenai tata cara pelaksanaan puasa Syawal. Mayoritas ulama berpendapat bahwa enam hari puasa Syawal boleh dilaksanakan secara berturut-turut maupun terpisah-pisah sepanjang bulan Syawal. Keduanya diperbolehkan dan tidak mengurangi keutamaan puasa tersebut. Namun, sebagian ulama menganjurkan untuk segera melaksanakannya setelah Idul Fitri jika tidak ada halangan, karena bersegera dalam kebaikan adalah lebih utama.
Baca juga: Apakah Musafir Boleh Tidak Puasa? Inilah Ketentuan dan Panduan Lengkap Sesuai Syariat Islam
Hukum Puasa Syawal
Penting untuk dicatat bahwa puasa Syawal adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah). Artinya, sangat ditekankan untuk dilaksanakan bagi mereka yang mampu. Namun, bagi mereka yang memiliki udzur syar’i (halangan yang dibenarkan oleh agama), seperti sakit, bepergian jauh, atau bagi wanita yang sedang haid atau nifas, maka tidak diwajibkan untuk melaksanakannya. Mereka dapat mengganti puasa yang terlewat di lain waktu jika memungkinkan, meskipun tidak mendapatkan keutamaan seperti berpuasa di bulan Syawal.
Di lingkungan kita sendiri, antusiasme umat Muslim dalam melaksanakan puasa Syawal terlihat cukup tinggi. Banyak masjid dan mushala yang mengingatkan jamaahnya tentang keutamaan amalan ini melalui khutbah, ceramah, maupun pengumuman. Beberapa individu dan kelompok juga mengadakan kegiatan buka puasa bersama di bulan Syawal sebagai bentuk mempererat tali silaturahmi sekaligus memotivasi untuk melaksanakan puasa sunnah ini.
Dengan memahami hadits dan keutamaan puasa Syawal, diharapkan semakin banyak umat Muslim yang termotivasi untuk melaksanakannya. Amalan sunnah ini bukan hanya mendatangkan pahala yang besar, tetapi juga menjadi wujud syukur atas nikmat telah menyelesaikan ibadah Ramadan dan sebagai upaya untuk terus meningkatkan kualitas diri dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mari manfaatkan kesempatan di bulan Syawal ini untuk meraih keberkahan dan menyempurnakan ibadah puasa kita.
Baca juga: Keutamaan Membaca Doa Ramadhan Hari ke-29: Sebagai Pembersihan Jiwa Menuju Lebaran
















