Headline.co.id (Yogyakarta) ~ Insiden penusukan seorang santri di kawasan Prawirotaman, Kota Yogyakarta, menyisakan duka mendalam di tengah peringatan Hari Santri 2024. Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIY, Zuhri Muhdor, menyebut peristiwa ini sebagai “kado menyakitkan” bagi para santri yang sedang memperingati Hari Santri pada Selasa (22/10/2024). Aksi solidaritas pun digelar di Mapolda DIY pada Selasa (29/10/2024) sebagai ungkapan keprihatinan dan permintaan keadilan atas insiden tersebut.
Baca juga: Tragis! Kondisi Pria Korban Pembacokan OTK di Sleman Alami Lumpuh Separuh
“Ketika kami memperingati Hari Santri, di hari yang hampir bersamaan, terjadi penusukan yang sangat menyedihkan bagi kalangan santri. Ini menjadi tamparan keras,” ungkap Zuhri di depan massa aksi.
Dalam orasi, Zuhri mengapresiasi Polda DIY yang bergerak cepat menangkap tujuh terduga pelaku. Ia menyatakan aksi solidaritas ini sebagai wujud cinta santri kepada kepolisian, bukan sekadar ajang protes. “Terima kasih atas langkah cepat polisi, ini memenuhi harapan kami. Kami ingin Yogyakarta aman dan nyaman bagi semua,” ujarnya.
Zuhri juga menegaskan pentingnya sinergi antara pihak kepolisian dan komunitas santri untuk menciptakan keamanan di Yogyakarta yang mencakup semua lapisan masyarakat. “Kami mendukung sinergi ini agar DIY aman bagi setiap suku bangsa yang ada di sini, tidak hanya bagi yang asli Yogyakarta, tapi juga seluruh Nusantara,” imbuhnya.

Baca juga: Heboh! Rusuh di Sekitar Fakultas Teknik UGM Viral di Medsos, Ini Penjelasan Polisi
Selain Zuhri, Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Ida Rufaida, turut menyampaikan orasinya yang menyoroti kekhawatiran terhadap maraknya peredaran minuman keras (miras) di Yogyakarta. Menurutnya, miras menjadi ancaman serius bagi generasi muda dan harus segera diatasi.
“Kami sangat prihatin dengan insiden penusukan dan peredaran miras yang makin marak di DIY. Ini bukan sekadar masalah, tetapi bisa merusak moral dan masa depan anak bangsa,” ujar Ida.
Ia mengutip kisah seorang pemuda soleh yang terjerumus dalam dosa karena pengaruh miras. “Awalnya memilih miras karena dianggap ringan, tetapi akhirnya mabuk, berbuat zina, bahkan membunuh. Ini menunjukkan betapa berbahayanya miras,” ucap Ida dengan lantang, disambut riuh massa aksi.
Baca juga: Jadi Pengobatan Tradisional, Ini Manfaat Undur-Undur bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui
Ida pun mendesak pemerintah untuk serius dalam pengendalian peredaran miras dan mencabut izin penjualannya. “Jika perizinan ini bisa dihentikan, insya Allah jadi amal jariah yang luar biasa. Kita butuh tindakan nyata demi melindungi Yogyakarta dari dampak buruk miras,” serunya.
Aksi solidaritas ini berjalan tertib dan penuh keprihatinan. Para santri berharap insiden serupa tidak terulang dan pemerintah daerah lebih ketat dalam mengendalikan miras di Yogyakarta. Mereka menegaskan komitmen untuk bekerja sama dengan kepolisian demi keamanan dan kenyamanan semua warga di DIY.
Terimakasih telah membaca Seruan Solidaritas di Mapolda DIY: Santri Desak Yogyakarta Bebas Miras dan Aman untuk Semua semoga bisa bermanfaat dan jangan lupa baca berita lainnya di Headline.co.id atau bisa juga ikuti berita terbaru kami di Chanel WA Headline.
Baca juga: Ribuan Santri Geruduk Polda DIY, Ini Tuntutan Mereka





















