Invasi EV dan Mobil Tanpa Awak Tiongkok Mengancam Hegemoni Tesla
Jakarta – Mobil listrik (EV) asal Tiongkok semakin merajai pasar dunia. Tak hanya BYD yang telah populer di Indonesia, merek lain seperti Zeekr, Xpeng Motors, GAC Aion, dan Chery juga memperluas sayap ke pasar global.
Pertumbuhan industri EV Tiongkok mengancam posisi Tesla di Amerika Serikat. Pada kuartal keempat 2023, BYD berhasil merebut posisi Tesla sebagai produsen EV terbesar dunia.
Paralel dengan EV, Tiongkok juga gencar mengembangkan mobil otomatis tanpa awak (self-driving). Taksi otomatis (robotaxi) yang telah beroperasi menimbulkan kekhawatiran bagi pengemudi di Tiongkok akan kehilangan pekerjaan.
Sebagai respons, Tesla akan meluncurkan teknologi “Full Self Driving” (FSD) di Eropa dan Tiongkok pada kuartal pertama 2025. Fitur berbayar ini diklaim bakal “menjajah” pasar Tiongkok dan Eropa.
Meski begitu, Tesla masih menunggu persetujuan dari otoritas setempat. Pengumuman pembaruan FSD untuk pasar internasional mendorong lonjakan saham Tesla hingga 6%.
Elon Musk memprediksi perusahaan akan mendapatkan izin administratif pada akhir 2024. FSD merupakan inti dari strategi Musk untuk menjadikan Tesla sebagai perusahaan berbasis kecerdasan buatan (AI).
Namun, FSD tidak membuat mobil benar-benar otomatis. Pengemudi tetap harus memantau dan mengendalikan kendaraan bila diperlukan. FSD merupakan peningkatan dari sistem Autopilot Tesla yang telah tersedia di Eropa dan Tiongkok.
Saat ini, Tesla menawarkan paket premium “Enhanced Autopilot” di Tiongkok. Musk telah berjanji kepada investor sejak 2016 bahwa Tesla akan mengembangkan teknologi mobil otomatis tanpa bantuan pengemudi.
Namun, Tesla belum memenuhi janjinya hingga saat ini. Sementara itu, perusahaan AS Waymo dan Pony.ai asal Tiongkok telah mengoperasikan robotaxi sebagai bisnis baru yang menjanjikan di masa depan.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/tech/20240906120624-37-569744/china-makin-kencang-jajah-dunia-elon-musk-turun-tangan.




















