Data Center Indonesia Terbatas, Tertinggal Jauh dari Malaysia
Jakarta, Headline.co.id – Potensi data center di Indonesia masih sangat menggiurkan, namun terhambat oleh keterbatasan infrastruktur dan investasi. Dibandingkan dengan Malaysia, Indonesia masih tertinggal jauh.
Data menunjukkan bahwa investasi data center di Malaysia dari 2019 hingga 2024 mencapai hampir US$ 25 miliar atau Rp 400 triliun. Sementara itu, kapasitas data center di Johor Bahru, Malaysia, telah melonjak dari 10 megawatt pada 2019 menjadi 1,3 gigawatt pada saat ini.
“Kita harus mencari tahu kenapa Indonesia tidak bisa (mengejar Malaysia), padahal potensi kita seharusnya besar,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi dalam Economic Update 2024 di CNBC Indonesia pada Rabu (7/8/2024).
Untuk menutup kesenjangan ini, Budi menguraikan empat langkah yang sedang dilakukan pemerintah:
1. Merevisi regulasi terkait, seperti mengatasi hambatan dalam investasi data center.
2. Menyediakan sumber daya yang memadai, seperti tanah, air, listrik, dan energi ramah lingkungan.
3. Memberikan insentif perpajakan, seperti yang telah dilakukan Malaysia.
4. Menyederhanakan proses perizinan untuk mempermudah birokrasi.
“Malaysia bisa memberikan insentif 8 sen dolar per kWh untuk listrik. Mereka juga membebaskan pajak untuk peralatan CPU dan GPU, serta menyederhanakan proses perizinan untuk pembangunan data center,” jelas Budi.
Budi optimis Indonesia dapat bersaing dengan negara lain dalam industri data center, asalkan terobosan tersebut dilakukan.
“Kita memiliki energi listrik yang melimpah dan sumber energi terbarukan yang berlimpah, seperti matahari dan air. Ini adalah peluang besar yang harus kita manfaatkan,” pungkas Budi.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/tech/20240807101639-37-561029/bocoran-menkominfo-aturan-data-center-mau-direvisi.


















