Headline.co.id: SOM Rancang Gedung Tertinggi Dunia yang Jadi Baterai Raksasa
Jakarta – Firma arsitektur Skidmore, Owings & Merrill (SOM) menggebrak dunia arsitektur dengan mengusung konsep bangunan tertinggi di dunia yang sekaligus berfungsi sebagai penyimpan energi raksasa. Menjulang setinggi 3.000 kaki (914 meter), gedung ini diharapkan bisa menjadi solusi inovatif dalam mengatasi krisis energi.
Dalam keterangannya pada Rabu (7/8/2024), SOM menjelaskan bahwa gedung pencakar langit ini akan dilengkapi dengan motor listrik dan sistem kelistrikan yang terintegrasi dengan balok-balok raksasa yang berfungsi seperti lift. Saat permintaan energi meningkat, balok-balok ini akan diturunkan untuk melepaskan energi, yang kemudian dikonversi menjadi listrik.
“Ini adalah kesempatan emas bagi kami untuk memanfaatkan keahlian kami dalam merancang gedung-gedung tinggi dan menerapkannya pada penyimpanan energi, sehingga kita dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil,” ujar Bill Baker, mitra konsultan di SOM.
Menara ini merupakan hasil kolaborasi SOM dengan Energy Vault, perusahaan penyimpanan energi terkemuka. Ruang yang dialokasikan untuk penyewa perumahan dan komersial akan disusun di sekitar struktur berongga yang berfungsi sebagai poros penggerak balok-balok energi.
“Dengan konsep ini, kita dapat menyimpan energi sebesar beberapa gigawatt-jam yang cukup untuk menyuplai listrik ke banyak bangunan,” ungkap Robert Piconi, CEO Energy Vault.
Saat ini, SOM dan Energy Vault sedang mencari mitra pengembang untuk mewujudkan desain inovatif mereka. Lokasi pembangunan gedung ini masih belum dipastikan.
“Konsep bangunan pencakar langit yang tinggi ini memungkinkan kita untuk memanfaatkan potensi yang belum terealisasi. Reputasi SOM dalam merancang gedung-gedung tinggi akan sangat berharga dalam mengatasi tantangan membangun gedung pertama ini,” imbuh Piconi.
Rencana pembangunan gedung penyimpan energi raksasa ini sejalan dengan upaya mengurangi dampak karbon pada industri konstruksi. Sektor bangunan dan konstruksi saat ini menyumbang hampir 40% emisi gas rumah kaca global.
Selain mengusung konsep bangunan hijau, seperti menanam pepohonan pada fasad bangunan, para arsitek juga mengeksplorasi penggunaan bahan bangunan alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti kayu. Konsep desain inovatif ini diharapkan dapat memberikan solusi komprehensif terhadap krisis energi dan tantangan lingkungan yang dihadapi dunia saat ini.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20240807182212-4-561208/gedung-setinggi-914-m-ini-disebut-bisa-selamatkan-bumi.





















