Headline.co.id, Sleman ~ Sekelompok massa menggelar aksi bisu di depan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (Unisa), Gamping, Sleman, pada Sabtu, 27 Juli 2024. Mereka mendesak Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk menolak izin konsesi tambang yang diajukan oleh pemerintah.
Universitas ‘Aisyiyah dipilih sebagai lokasi rapat pleno PP Muhammadiyah untuk membahas penawaran pemerintah terkait izin tambang, yang menjadi alasan utama massa melakukan aksi di sana. Kelompok yang tergabung dalam Forum Cik Ditiro ini membawa sekitar belasan peserta, yang dengan tegas meminta PP Muhammadiyah untuk menolak tawaran tersebut.
Dalam aksi ini, massa membawa dua spanduk dengan pesan-pesan kritis. Salah satu spanduk bertuliskan “Petaka Tambang – Transisi Pemerintahan,” sementara spanduk lainnya berisi sindiran tajam untuk PP Muhammadiyah dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), yang sebelumnya telah menerima izin pengelolaan tambang, dengan tulisan “Dipisahkan Qunut, Disatukan Tambang.” Salah satu peserta aksi juga membawa poster bertuliskan “Muhammadiyah, Ingat Kyai Ahmad Dahlan. Bukan Jokowi & Bahlil.”
Baca juga: Jadwal Pemadaman Listrik di Malang pada 26 Juli 2024, Warga Dihimbau Siap-siap
Aksi bisu ini ditandai dengan para peserta yang kompak memasang lakban pada mulut mereka. Di lokasi aksi, terlihat sejumlah polisi yang berjaga untuk memastikan keamanan.
Sebelumnya, Ketua Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah, Azrul Tanjung, menyatakan bahwa organisasinya telah sepakat untuk menerima tawaran pemerintah dalam mengelola tambang. Keputusan ini diambil setelah melalui kajian mendalam dan rapat pleno pada pertengahan bulan ini. Azrul menjelaskan bahwa Muhammadiyah telah mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk ekonomi, sosial, budaya, hukum, HAM, dan lingkungan selama tiga bulan terakhir.
Baca juga: JPW Desak Polresta Yogyakarta Tangkap Pelaku Pembawa Sajam Kasus Meninggalnya Mahasiswi UNISA
Azrul menegaskan bahwa Muhammadiyah siap mengelola tambang dengan memperhatikan dampak lingkungan dan mengusung program tambang hijau. Menurutnya, Indonesia masih belum bisa sepenuhnya beralih dari ketergantungan pada batu bara, dan jika sumber energi ini dilepaskan, dunia akan gelap gulita.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, menyatakan bahwa sikap resmi organisasi terkait izin tambang akan disampaikan setelah Konsolidasi Nasional Muhammadiyah yang dijadwalkan pada 27-28 Juli di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Baca juga: Usai Resmi Melapor, Empat Anak Korban Dugaan Pelecehan Guru Ngaji di Saptosari Jalani Visum
“Keputusan resmi pengelolaan tambang oleh PP Muhammadiyah akan disampaikan secara resmi setelah Konsolidasi Nasional yang Insya Allah dilaksanakan 27-28 Juli di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta,” ujarnya.
Aksi bisu ini menjadi sorotan, menunjukkan adanya perbedaan pandangan di kalangan umat mengenai pengelolaan tambang dan dampaknya terhadap lingkungan serta sosial masyarakat.
Terimakasih telah membaca Aksi Bisu di Depan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta: Massa Tuntut PP Muhammadiyah Tolak Izin Tambang semoga bisa bermanfaat dan jangan lupa baca berita lainnya di Headline.co.id atau bisa juga baca berita kami di Google News Headline dan ikuti berita terbaru di Chanel WA Headline.
Baca juga: DP3AP2KB Yogyakarta Laporkan Penurunan Kasus Kekerasan Anak di Tahun 2024





















