Headline.co.id, Sumenep ~ Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten Sumenep, akan mengalami curah hujan dengan intensitas menengah hingga tinggi selama periode Desember 2025 hingga Mei 2026. Curah hujan diperkirakan berada dalam rentang 100–300 milimeter per bulan untuk kategori menengah dan 300–500 milimeter per bulan untuk kategori tinggi. Kondisi ini berpotensi menimbulkan genangan, banjir lokal, angin kencang, serta dampak lanjutan seperti gangguan kesehatan dan kerusakan lingkungan permukiman.
Sebagai respons terhadap prediksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) menggencarkan sosialisasi kewaspadaan cuaca ekstrem kepada masyarakat. Sosialisasi dilakukan melalui siaran keliling (Siling) yang dilaksanakan pada Rabu (24/12/2025). Dalam kegiatan tersebut, petugas mengingatkan warga untuk lebih peduli terhadap lingkungan, terutama dengan tidak membuang sampah sembarangan ke selokan atau badan jalan yang dapat menyumbat saluran air.
Iksan Roni, bersama tim Siling, menyampaikan melalui pengeras suara, “Mohon tidak membuang sampah sembarangan ke selokan dan jalan raya karena bisa menyebabkan saluran air tersumbat. Waspadai juga hujan lebat dan angin kencang yang bisa datang tiba-tiba.” Sosialisasi ini menyasar wilayah pusat kota Sumenep dan dilanjutkan ke Kecamatan Batuan hingga Lenteng, dengan fokus pada pencegahan genangan air dan risiko penyakit musiman.
“Mari kita jaga kesehatan diri dan lingkungan. Jangan sampai muncul genangan air yang dapat menjadi pemicu penyakit demam berdarah,” tambah Iksan Roni. Kepala Diskominfo Kabupaten Sumenep, Indra Wahyudi, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Nomor 45 Tahun 2025 mengenai kesiapsiagaan menghadapi musim hujan 2025/2026 di wilayah Kabupaten Sumenep.
Indra Wahyudi menegaskan, “Imbauan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kepedulian lingkungan, sekaligus memperkuat kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi dampak musim hujan.” Pemerintah daerah berharap partisipasi aktif masyarakat dapat menjadi kunci dalam meminimalkan risiko bencana hidrometeorologi, serta menjaga kesehatan dan keselamatan bersama selama musim hujan berlangsung.




















