Headline.co.id, Pekanbaru ~ Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau mengimplementasikan pendekatan keagamaan secara menyeluruh sebagai strategi untuk mencegah penyalahgunaan narkoba dan perundungan di kalangan pelajar. Komitmen ini ditegaskan dalam acara Pamong Menyapa sebagai Akselerator SDM Berkualitas, Bebas Narkoba, Zero Perundungan yang berlangsung di Aula Perpustakaan dan Arsip Provinsi Riau pada Kamis (18/12/2025).
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau, Muliardi, menekankan bahwa pencegahan harus dimulai sejak dini dengan memahami sebab dan akibat dari perilaku menyimpang. “Pendekatan keagamaan harus dilakukan secara maksimal. Sebelum terjadi masalah, selalu ada sebab dan akibat. Karena itu, langkah preventif jauh lebih baik daripada penindakan,” ujarnya.
Muliardi menjelaskan bahwa penguatan karakter melalui nilai-nilai agama, pembinaan berkelanjutan, serta pembiasaan pola hidup sehat adalah kunci dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Ia juga menyoroti pentingnya keseimbangan aktivitas intelektual dan fisik siswa. “Perbanyak olahraga, jangan hanya olah otak. Pembinaan harus menyentuh fisik, mental, dan spiritual. Di Kementerian Agama, pembinaan dilakukan melalui tujuh aspek pembinaan yang terintegrasi,” tambahnya.
Di sisi lain, Kepala BNN Kota Pekanbaru, Wawan, mengungkapkan bahwa penyalahgunaan narkoba masih menjadi masalah serius di masyarakat, termasuk di lingkungan pendidikan. Berdasarkan data tahun 2023, sekitar 9,1 persen kasus narkoba melibatkan pelajar, dan peredarannya telah mencapai perguruan tinggi. “Penyalahgunaan narkoba tidak mengenal latar belakang. Semua kalangan bisa terjerat, bahkan ada tokoh agama yang terlibat. Di lingkungan kampus, pelanggaran tidak hanya sebagai pengguna, tetapi juga sebagai pengedar,” jelasnya.
Wawan menambahkan bahwa BNN Kota Pekanbaru terus mengintensifkan upaya pencegahan melalui penyuluhan di sekolah dan perguruan tinggi, deklarasi antinarkoba, serta berbagai kegiatan edukatif lainnya. Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba lain rasa penasaran, pengaruh lingkungan terdekat, stres, serta persepsi yang keliru. Jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan meliputi ganja, sabu, dan ekstasi.
Dari sisi pendidikan, Kepala MTsN 1 Pekanbaru, Agus Salim Tanjung, menyatakan bahwa madrasah memiliki komitmen kuat dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan berkarakter. Ia menjelaskan bahwa MTsN 1 Pekanbaru menerapkan Program Kurikulum Cinta yang menanamkan nilai tanggung jawab bersama pihak sekolah dan orang tua. “Saat anak berada di sekolah, menjadi tanggung jawab sekolah. Di luar jam sekolah, menjadi tanggung jawab orang tua. Kami juga menyediakan layanan bimbingan konseling bagi siswa yang membutuhkan pendampingan,” ujarnya.
Dengan pembinaan berkelanjutan dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Riau serta sinergi bersama BNN dan orang tua, pihak madrasah optimistis dapat mewujudkan lingkungan pendidikan yang bebas narkoba dan bebas perundungan.



















