Headline.co.id, Jakarta ~ Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menerima laporan dari Ketua Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (KEPP OKP), Velix Wanggai, mengenai arah kerja, agenda strategis, dan peta jalan percepatan pembangunan di Papua. Pertemuan tersebut berlangsung di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa, 16 Desember 2025.
Dalam laporannya, Velix Wanggai menekankan pentingnya komunikasi yang intensif dan kolaboratif pemerintah pusat, komite, serta para kepala daerah di Papua. “Kami membangun komunikasi formal dan informal dengan figur-figur kami yang luar biasa, para gubernur, bupati, wali kota. Banyak ide-ide besar yang disampaikan kepada kami dan terobosan-terobosan yang seringkali luput dari media, tetapi banyak terobosan di lapangan yang dilakukan,” ujar Velix.
Velix juga menyoroti bahwa Papua tidak hanya dilihat dari aspek ketertinggalan dan keterpencilan, tetapi sebagai bagian strategis masa depan Indonesia. “Membicarakan Papua adalah membicarakan tentang masa depan Indonesia, tentang masa depan ekonomi, masa depan energi, masa depan pangan, dan tentu adalah masa depan Indonesia di kawasan Pasifik dalam konteks geopolitik maupun geoekonomi dan geostrategis,” tambahnya.
Ketua KEPP OKP memaparkan sejumlah agenda prioritas yang telah disepakati. Agenda pertama adalah penguatan program quick wins yang berakar pada budaya dan partisipasi masyarakat Papua, yang disebut asta cita rasa Papua. “Contohnya seperti tadi harapan dari Bapak Kepala BGN untuk 2.572 SPPG di Tanah Papua, kami ingin bahwa harus ada rasa Papuanya, pelibatan gereja, sehingga ekonomi jemaat juga berputar, kemudian ekonomi kampung berputar. Tentu ini akan menjadi sebuah sentuhan yang menyentuh simpul-simpul petani, nelayan, buruh, maupun pola logistik lokal di Tanah Papua,” jelas Velix.
Agenda kedua difokuskan pada perlindungan sosial dan keberpihakan langsung kepada orang asli Papua, seperti bantuan langsung tunai. Selain itu, BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan juga menjadi poin penting dalam agenda prioritas tersebut. “Tentang BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan yang harus universal health coverage, terutama saudara-saudara kita para pendeta, kemudian penatua, kemudian nelayan, buruh yang kemudian selama ini masih terbatas untuk masuk sebagai iuran BPJS kesehatan, dan ini harus menyentuh orang asli Papua,” lanjutnya.
KEPP OKP juga mendorong penguatan ekonomi lokal dari hulu ke hilir dengan menetapkan satu produk unggulan di setiap kabupaten/kota. Selain itu, KEPP OKP mendorong pembentukan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru melalui kawasan ekonomi strategis dan industri di berbagai wilayah Papua. “Kami juga membahas dengan beberapa gubernur, beberapa bupati, untuk mengusulkan kawasan ekonomi strategis baru lagi selain di Sorong, tapi ada Biak untuk menjadi pintu gerbang kita kawasan pasifik, kemudian di Pegunungan Bintang, kemudian di Merauke, di Kaimana, sehingga ini menjadi satu pergerakan ekonomi yang baik di rusuk, di tengah, di pesisir utara maupun di selatan. Termasuk gagasan untuk sebuah free trade zone yang juga bisa mendukung investasi untuk masa depan Indonesia,” ungkap Velix.
Menutup laporannya, Ketua KEPP OKP memaparkan peta jalan lima tahun percepatan pembangunan Papua. Mulai dari target program MBG sebagai pemantapan quick wins hingga mendorong investasi lokal sehingga dapat terbentuk pusat pertumbuhan ekonomi baru.





















