Headline.co.id, Gunungkidul ~ Menjelang liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026, Kapanewon Berbah di Kabupaten Sleman mempersiapkan langkah-langkah antisipasi untuk mengatasi potensi kepadatan lalu lintas dan pengamanan. Wilayah ini dilalui oleh Jalan Jogja–Wonosari dan Jalan Piyungan–Prambanan, yang menjadi jalur utama bagi wisatawan menuju Kabupaten Gunungkidul.
Menindaklanjuti arahan dari Bupati Sleman, Pemerintah Kapanewon Berbah telah merancang berbagai strategi untuk memastikan kelancaran lalu lintas dan keamanan selama perayaan Natal. “Berbagai upaya telah kami siapkan untuk menciptakan suasana yang aman, nyaman, dan khidmat selama peribadatan Natal dan libur Tahun Baru,” ujar Panewu Berbah, Djaka Sumarsono, dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kapanewon Berbah, Rabu (17/12/2025), di Pendopo Kepanjen Kapanewon Berbah.
Djaka menjelaskan bahwa pengamanan peribadatan Natal dan Tahun Baru akan dilakukan melalui sinergi lintas sektor dengan melibatkan TNI, Polri, Linmas, Jaga Warga, relawan, serta partisipasi aktif masyarakat. Di wilayah Kapanewon Berbah terdapat 10 gereja dengan puncak peribadatan yang diperkirakan berlangsung hampir bersamaan. Oleh karena itu, pengurus gereja diimbau untuk menyampaikan surat pemberitahuan jadwal ibadah kepada Pemerintah Kapanewon, Polsek, dan Koramil Berbah. “Koordinasi jadwal ibadah sangat penting agar pengaturan pengamanan dan pembagian personel dapat dilakukan secara optimal,” jelasnya.
Selain pengamanan, Pemerintah Kapanewon Berbah juga menekankan pentingnya mitigasi bencana. Mengingat potensi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi pada penghujung tahun, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. “Pemeriksaan serta pemotongan pohon tua dan rapuh perlu dilakukan sebagai langkah antisipasi bencana, terutama di fasilitas umum dan kawasan wisata,” tandas Djaka.
Lebih lanjut, tingginya mobilitas masyarakat selama libur Nataru juga berpotensi meningkatkan risiko penularan penyakit, seperti influenza. Untuk itu, puskesmas di wilayah Kapanewon Berbah diharapkan bersiaga selama 24 jam, menyiapkan ambulans dengan perlengkapan pertolongan dasar kesehatan, serta memastikan kesiapan pengemudi guna menjamin respons cepat pada kondisi darurat.
Pelayanan kedaruratan bagi ibu hamil dan persalinan turut menjadi prioritas melalui kesiapan Tim Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) serta penguatan koordinasi dengan rumah sakit rujukan yang memiliki layanan kegawatdaruratan komprehensif. “Seluruh layanan diminta bersiaga penuh dengan pelaporan perkembangan secara berkala selama masa libur Nataru,” pungkas Djaka. (Kusnadi | KIM Berbah)



















