Headline.co.id, Jakarta ~ Brigjen TNI Heri Susanto, Inspektur Komando Daerah Militer (Irdam) XX/Tuanku Imam Bonjol, menekankan pentingnya penggunaan data yang seragam dan sinkron dalam penanganan bencana di Sumatra Barat (Sumbar). Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Alam di Wilayah Sumbar yang berlangsung pada Rabu (3/12/2025) di Kantor Gubernur Sumbar, Kota Padang.
Brigjen Heri mengungkapkan adanya perbedaan data laporan lapangan dan data pusat. Ia menekankan bahwa semua pihak yang terlibat dalam penanganan bencana harus mengacu pada satu data resmi untuk menghindari kebingungan dalam operasional dan pengambilan keputusan oleh pemerintah daerah. “Sampai dengan tadi malam ada 193 orang korban jiwa, kemudian 25 (orang) yang belum teridentifikasi, yang masih hilang, ini kita sepakati di angka 217,” ujar Irdam XX/TIB.
Ia juga menegaskan bahwa data pengungsian harus dikelola oleh Dinas Sosial, yang bertanggung jawab atas pendistribusian bantuan. Sementara itu, pencatatan sumber bantuan menjadi tanggung jawab Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Menurut Brigjen Heri, koordinasi lintas sektor sangat penting untuk mencegah tumpang tindih data dan kebijakan. Ia menekankan bahwa ketidakseragaman data dapat memperlambat keputusan strategis, terutama dalam pencarian korban hilang dan pendistribusian logistik. “Data-data masih banyak yang belum sesuai dengan kenyataan di lapangan tapi kita tetap harus update agar data ini menjadi satu untuk kepentingan nanti,” ujarnya.
Brigjen Heri juga meminta agar setiap titik pengungsian menunjuk Penanggung Jawab (PIC) yang dapat dihubungi langsung oleh posko. Ia menekankan bahwa PIC tidak harus berasal dari pejabat pemerintah, tetapi bisa dari unsur masyarakat. “Tidak harus pejabat pemerintah, tidak harus kepala desa, yang penting ada yang bisa kita bisa menghubungkan dari sini ke titik-titik pengungsian,” jelas Irdam XX/TIB.
Selain itu, Brigjen Heri menyoroti bahwa pemulihan sarana umum, perumahan, dan akses wilayah sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Ia berharap Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terus memperbarui informasi cuaca untuk memaksimalkan perencanaan rehabilitasi.





















