Headline.co.id, Flores Timur ~ Larantuka — Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Prof. Dr. Dedi Prasetyo, S.H., M.Hum., M.Si., M.M., melakukan kunjungan kerja ke Polres Flores Timur pada Sabtu (29/11/2025). Dalam kunjungan ini, Wakapolri didampingi oleh Kapolda NTT Irjen Pol Dr. Rudi Darmoko, S.I.K., M.Si., untuk meninjau peningkatan kualitas pelayanan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) dan implementasi Pamapta. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya mempercepat transformasi Polri agar lebih modern, responsif, dan terukur.
Selama kunjungan, Wakapolri menyampaikan arahan kepada personel yang bertugas dan memeriksa kesiapan peralatan serta sumber daya manusia, termasuk operator layanan 110 dan personel Pamapta. “Terima kasih atas dedikasi dan pengabdiannya, terus layani masyarakat dengan hati, junjung tinggi SOP, hadirkan pelayanan yang humanis. Kehadiran saudara adalah wujud negara hadir,” ujar Wakapolri kepada anggota di lapangan.
Wakapolri menekankan pentingnya standarisasi layanan Call Center 110 dan dukungan Pamapta di seluruh Indonesia. Ia menegaskan bahwa tidak boleh ada perbedaan kualitas layanan kota besar dan wilayah kepulauan, karena lebih dari 280.000 warga Flores Timur berhak mendapatkan layanan kepolisian yang cepat dan mudah dijangkau. “Standar pelayanan harus merata. Respon cepat, kehadiran anggota, kesiapan alat dan sumber daya—semua harus terstandar untuk memenuhi ekspektasi warga Flores Timur,” tegas Komjen Dedi.
Selain itu, Polri juga telah menyiapkan konsep penanganan situasi kerusuhan massa agar tidak berdampak pada keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), fasilitas publik, dan roda ekonomi. Hal ini menjadi bagian dari evaluasi Apel Kasatwil yang berlangsung pada 24-26 November 2025, di mana seragam Pamapta juga diresmikan sebagai simbol kesiapan polisi di lapangan.
Peluncuran seragam Pamapta sejalan dengan integrasi Layanan 110 yang harus langsung terkoneksi dengan Pamapta dan SPKT, agar penanganan laporan lebih cepat dan terstruktur. “Begitu ada pengaduan, Polri harus langsung turun. Kita ingin interaksi layanan yang nyata, kehadiran polisi yang mudah dirasakan masyarakat,” kata Wakapolri. Kabidhumas Polda NTT Kombes Pol Henry Novika Candra, S.I.K., M.H., menambahkan bahwa sistem digital Polri harus dioperasikan sebagai fungsi nyata pelayanan, bukan hanya administrasi. “Polri harus hadir dengan bukti kerja, bukan hanya janji,” tegasnya.
Polri saat ini sedang menyiapkan proyek percontohan penguatan Pamapta sebagai model nasional untuk meningkatkan respon cepat, efektivitas kontrol komando, dan pelayanan 24 jam yang lebih dekat dengan masyarakat. Dengan integrasi sistem 110 yang wajib aktif setiap waktu, tidak boleh ada laporan masyarakat yang terabaikan. “Masyarakat berhak mendapatkan pelayanan terbaik dari Polri,” tutup Kombes Henry.
Kunjungan Wakapolri ke Flores Timur menegaskan bahwa transformasi Polri harus dibuktikan melalui kerja nyata, bukan hanya rencana. Pemerataan standar pelayanan, percepatan respon, kesiapan SDM dan peralatan, serta penguatan Pamapta dan layanan 110 adalah bagian dari jawaban atas tuntutan publik terhadap Polri yang lebih profesional dan hadir nyata dalam kehidupan masyarakat. Flores Timur menjadi bukti bahwa transformasi bergerak, dipercepat, dan ditunjukkan melalui tindakan.





















