Headline.co.id, Jakarta ~ PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Aceh mengumumkan langkah-langkah pemulihan listrik di Aceh yang terdampak banjir bandang. PLN membangun lima unit tower darurat untuk mempercepat pemulihan sistem kelistrikan di wilayah tersebut. General Manager PLN UID Aceh, Eddi Saputra, menyatakan bahwa upaya ini dilakukan menyusul banjir dan angin kencang yang melanda dari Bireuen hingga Aceh Timur, menyebabkan 12 tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV terdampak, dengan sembilan tower roboh dan beberapa lainnya mengalami kerusakan struktur.
Kerusakan ini berdampak besar pada pasokan listrik di wilayah Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, dan Aceh Singkil. “Saat ini kami dari PLN Unit Induk Distribusi Aceh sedang melakukan percepatan pemulihan sistem kelistrikan akibat banjir bandang yang terjadi di Aceh,” ujar Eddi Saputra dalam keterangan resmi pada Kamis (27/11/2025).
Untuk mendukung pemulihan, personel gabungan dari berbagai provinsi seperti Sumatra Utara, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah telah dikerahkan. Material pendukung juga dimobilisasi dari Palembang, Lampung, Jambi, Pekanbaru, dan Padang. Eddi mengungkapkan harapannya agar pekerjaan teknis di lapangan dapat berjalan lancar dan aman, sehingga pasokan listrik di Aceh bisa kembali normal secepat mungkin. “Kami memohon dukungan dan doa seluruh masyarakat agar pekerjaan teknis di lapangan berjalan lancar, aman, dan tanpa hambatan, sehingga pasokan listrik di Aceh dapat kembali normal secepat mungkin,” tambahnya.
PLN juga terus memperbarui informasi pemulihan melalui kanal resmi, dan pelanggan dapat mengakses informasi melalui aplikasi PLN Mobile atau menghubungi Contact Center PLN 123 yang beroperasi 24 jam. Eddi optimistis bahwa dengan kerja keras seluruh personel dan dukungan masyarakat Aceh, pemulihan kelistrikan di Tanah Rencong akan berjalan maksimal.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Aceh telah menetapkan status darurat bencana akibat banjir dan tanah longsor yang melanda hampir seluruh kabupaten dan kota. Gubernur Aceh, Muzakir Manaf alias Mualem, menyatakan status tanggap darurat bencana berlaku selama 14 hari, mulai 28 November hingga 11 Desember 2025. Bencana ini telah berdampak pada 119.998 jiwa, dengan 20.759 orang mengungsi, 30 orang meninggal dunia, dan 16 orang masih hilang. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menunjukkan banjir melanda 16 kabupaten/kota, termasuk Pidie, Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Subulussalam, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara, dan Aceh Selatan.




















