Headline.co.id, Lumajang ~ Dapur umum tanggap darurat di Kabupaten Lumajang terus beroperasi untuk memastikan pengungsi erupsi Gunung Semeru mendapatkan bantuan pangan secara tepat waktu. Pada Minggu (23/11/2025), dapur umum di Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, menyalurkan 1.431 nasi bungkus kepada 548 pengungsi, termasuk anak-anak, lansia, dan keluarga rentan.
Distribusi makanan dilakukan dari pagi hingga malam di berbagai lokasi, seperti SDN Supiturang 04, SMPN 2 Pronojiwo, rumah warga, dan pos pantau. Pada pagi hari, masing-masing 100 nasi bungkus didistribusikan ke SDN Supiturang 04 dan SMPN 2 Pronojiwo, 65 bungkus kepada personel TNI Supiturang, serta 80 bungkus ke rumah warga. Siang harinya, 183 nasi bungkus disalurkan kepada personel TNI dan 128 bungkus kepada relawan. Pada malam hari, 775 bungkus makanan dikirimkan ke sekolah, rumah warga, dan pos pantau.
Di Kecamatan Candipuro, dapur umum Desa Sumberrejo juga aktif menyalurkan 945 nasi bungkus bagi pengungsi dan tim tanggap darurat. Tim yang terlibat dalam layanan pangan ini terdiri atas 20 anggota Tagana Lumajang, 2 anggota KSB Bhakti Ruso, 2 anggota Pordam, serta 4 relawan Sahabat Tagana. Distribusi dilakukan kepada TNI, Damkar, relawan, Koramil, RAPI, dan OPD, memastikan setiap warga terdampak dan petugas lapangan memperoleh makanan bergizi.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial P3A Lumajang, Vidia Prayuasmi, menegaskan bahwa setiap bantuan pangan merupakan wujud nyata solidaritas bagi warga yang tengah menghadapi bencana. “Setiap nasi bungkus dan tenaga relawan adalah bukti kepedulian dan solidaritas kita. Tidak ada warga yang menghadapi bencana sendirian,” ujarnya.
Kegiatan dapur umum ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi para pengungsi. Anak-anak tersenyum saat menerima makanan, keluarga merasa lega, dan lansia mendapatkan perhatian khusus dari tim tanggap darurat. Koordinasi yang solid pemerintah daerah, aparat TNI, relawan, dan komunitas lokal menunjukkan bahwa kebersamaan mampu menumbuhkan optimisme dan harapan baru bagi warga terdampak.
Dari Pronojiwo hingga Candipuro, aliran kepedulian ini menjangkau setiap keluarga, menjadi fondasi kuat bagi proses pemulihan pascabencana. Dengan langkah-langkah terkoordinasi dan tepat sasaran, Kabupaten Lumajang membuktikan bahwa di tengah bencana, solidaritas, kepedulian, dan sinergi tetap menjadi kekuatan yang menuntun masyarakat menuju kondisi yang lebih baik.




















