Headline.co.id, Cilegon ~ Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubdat Kemenhub) telah menyusun strategi untuk memastikan kelancaran arus penyeberangan di Pelabuhan Merak-Bakauheni selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Hal ini disampaikan oleh Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Aan Suhanan, dalam rapat koordinasi persiapan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 bersama para pemangku kepentingan di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, pada Jumat (21/6/2025).
Aan Suhanan menyatakan keyakinannya bahwa operasi Nataru kali ini dapat berjalan dengan baik. “Saya optimistis kita bisa melaksanakan operasi Nataru kali ini dengan baik. Kami sudah menyiapkan beberapa strategi yang akan dilaksanakan saat operasi nanti karena selama dua tahun terakhir Merak jadi salah satu titik krusial saat masa Nataru,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima .
Berdasarkan pengalaman dari operasi Natal dan Tahun Baru sebelumnya, Ditjen Perhubungan Darat kembali menerapkan skema pembagian tiga pelabuhan penyeberangan di Pelabuhan Merak untuk mengurai kepadatan kendaraan dan penumpang. Selain itu, satu pelabuhan pendukung juga disiapkan sebagai rencana kontingensi. “Dari Merak ke Bakauheni, kita bagi di tiga pelabuhan, ada di BBJ Bojonegara, kemudian Pelabuhan Merak sendiri, dan Ciwandan. Satu dermaga untuk contingency plan apabila tiga pelabuhan tadi sudah tidak bisa menampung, kita siapkan Pelabuhan KBS (Krakatau Bandar Samudera),” jelas Aan.
Di sisi Bakauheni, volume kendaraan juga dibagi di tiga pelabuhan, yaitu BBJ Muara Pilu untuk arus dari dan ke BBJ Bojonegara, lintasan utama Pelabuhan Bakauheni, Lampung dengan Pelabuhan Merak, serta Pelabuhan PT Wijaya Karya Beton untuk arus dari dan ke Ciwandan. Strategi lain yang akan diterapkan adalah sistem penundaan (delaying system) menuju Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni melalui penerapan zona penyangga (buffer zone) di rest area jalan tol Jakarta-Merak serta jalan arteri.
Aan menjelaskan bahwa zona penyangga di Merak meliputi rest area KM 13, KM 43, KM 68, dan jalan arteri Cikuasa Atas yang dapat menampung total 1.050 kendaraan kecil dan 200 kendaraan roda dua. Sementara itu, di Lampung, delaying system diterapkan di delapan titik buffer zone dengan total kapasitas parkir 1.190 kendaraan kecil.
Aan juga mengingatkan semua pemangku kepentingan untuk mewaspadai cuaca ekstrem pada bulan Desember. Berdasarkan prediksi BMKG, puncak musim hujan akan terjadi pada Desember hingga Januari. “Dari BMKG memprediksi untuk cuaca di Desember jadi puncak musim hujan, disertai angin, ada juga potensi banjir rob. Kemudian ada beberapa prediksi terkait gelombang dan kecepatan angin yang perlu diwaspadai sehingga keselamatan penyeberangan bisa terjamin,” ungkap Aan.
Aan yakin bahwa penyelenggaraan Nataru kali ini dapat berjalan lancar dan sukses berkat persiapan strategi yang matang dan koordinasi semua pemangku kepentingan. Rapat koordinasi ini juga dihadiri oleh Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas Kemenko Infrawil, Rustam Efendi; Plt. Sekretaris Utama BMKG, Guswanto; Direktur Operasi & Transformasi PT ASDP, Rio Theodore; Direktur Lalu Lintas Jalan, Rudi Irawan; Kadishub Provinsi Banten; Kadishub Provinsi Lampung; Dirlantas Polda Banten; dan Dirlantas Polda Lampung.




















