Headline.co.id, Jakarta ~ Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada November 2025. Program ini bertujuan untuk memberikan perlindungan optimal kepada anak-anak usia sekolah terhadap penyakit berbahaya, terutama difteri dan tetanus. Dr. Samuel J. Olam, seorang praktisi dan ahli kesehatan masyarakat, menekankan pentingnya BIAS dalam sebuah Podcast Kemenkes yang dikutip di Jakarta, Kamis (20/11/2025).
Dr. Samuel menjelaskan bahwa kekhawatiran orang tua mengenai efek samping imunisasi seperti demam atau kemerahan di area suntikan adalah hal yang wajar, namun tetap dalam batas aman. “Untuk November, seluruh siswa kelas 1, 2, dan 5 sama-sama menerima imunisasi difteri dan tetanus, namun dengan dosis dan komposisi vaksin yang berbeda sesuai usia,” jelasnya.
Dr. Samuel juga menyoroti pentingnya imunisasi ulang bagi anak sekolah. Menurutnya, banyak orang tua hanya mengenal imunisasi bayi, padahal kekebalan terhadap penyakit seperti difteri dan tetanus tidak bertahan seumur hidup. “Waktu kecil kita dapat, tapi kekebalannya menurun. Karena ancamannya masih ada di usia sekolah, kekebalan itu perlu ditambahkan,” ujarnya.
Imunisasi ulang ini bertujuan untuk memperkuat proteksi dan mencegah terjadinya kasus berat akibat paparan penyakit tersebut. Dr. Samuel memahami bahwa momen imunisasi sering menimbulkan rasa takut pada anak dan orang tua. Namun, ia menegaskan bahwa risiko terberat justru datang ketika anak tidak terlindungi dan terpapar penyakit di luar. “Saya sedih kalau anak tidak diimunisasi, lalu kena penyakit dan gejalanya berat. Itu bahaya,” ucapnya.
Ia mengajak seluruh orang tua untuk aktif mendukung BIAS dan memastikan anak hadir di sekolah atau pos layanan kesehatan saat jadwal imunisasi berlangsung.




















