Headline.co.id, Fenomena Hallyu Atau Korean Wave Terus Menarik Perhatian Masyarakat Indonesia ~ mendorong minat yang besar untuk mengenal lebih dalam kebudayaan Korea. Antusiasme ini berkembang pesat, menciptakan berbagai ruang ekspresi budaya, termasuk di lingkungan akademik. Universitas Gadjah Mada (UGM), sebagai salah satu dari empat perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki Program Studi Sarjana Bahasa dan Kebudayaan Korea, menjadi pusat perayaan budaya Korea melalui acara ‘Festival Oullim Korea Yogyakarta: 20th Korean Day’ yang berlangsung di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM pada Sabtu (15/11).
Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan festival ini. Menurutnya, minat generasi muda terhadap budaya Korea semakin kuat dan memiliki ruang berkembang yang luas. “Gembira sekali, siang hari ini kita dapat mengikuti satu festival yang dinantikan tiap tahunnya, khususnya oleh teman-teman peminat budaya Korea, yang kalau kita lihat peminatnya luar biasa,” ujar Rektor. Ia juga menekankan bahwa Yogyakarta memiliki peran strategis dalam perkembangan budaya pop Korea di Indonesia, dengan banyaknya komunitas muda yang mencintai budaya Korea.
Festival ini mengusung tema “어울림 Korean Seonlight Carnival: Welcome to The 20 Korean Dream” dan dibuka dengan pertunjukan kolaboratif gamelan dan tari topeng Indonesia dengan Buchaechum (tari kipas) serta Jindo Buk Chum (tari kendang) dari Korea. Konsep Oullim, yang berarti harmoni, menjadi benang merah acara tersebut. Plt. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DIY, Drs. Imam Pratandi, M.T., menegaskan pentingnya peran budaya sebagai pengikat hubungan Indonesia–Korea. “Hari ini, kita semua dalam bagian dari semangat itu. Kita hadir sebagai rakyat yang bersatu dalam kebudayaan, seni, musik, dan persahabatan,” ungkapnya.
Selain panggung utama, area Student Center GIK dipadati pengunjung yang ingin merasakan pengalaman budaya Korea secara langsung. Mulai dari hanbok experience, sesi kuliah umum leesle, face painting, hingga mencicipi jajanan pasar tradisional Korea, semuanya menambah keseruan Korean Day tahun ini. Acara ini diprakarsai oleh HIMAHARA UGM dan didukung oleh Korean Cultural Center Indonesia (KCCI), dihadiri lebih dari 300 peserta dari berbagai kalangan, termasuk sivitas UGM, komunitas penggemar K-Pop, hingga masyarakat umum dari luar Jogja.
Antusiasme juga dirasakan para pengunjung. Nita, alumna UGM yang hadir bersama anak-anaknya, mengungkapkan kekagumannya atas skala acara yang jauh lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Kebetulan dulu saya kuliah di sini. Dulu Korean Day tidak semeriah ini, hanya sebatas fakultas. Ini ternyata luar biasa banget acaranya, banyak penampilan dan tempat-tempat yang bisa dieksplor bersama anak-anak,” tuturnya. Geoumbi (10), salah satu peserta termuda, mengaku senang melihat fashion show hanbok dan mencoba berbagai permainan di area festival. “Saya suka (fashion show) hanbok tadi, terutama yang merah, yang (berperan) raja dan ratu tadi. Terus mau coba face painting tapi rame, jadi ke tenan sebelahnya terus dikasih stiker,” ucapnya dengan senyum lebar.





















