Headline.co.id, Surabaya ~ Fenti Effendi, seorang penulis buku, menekankan pentingnya kepekaan sosial bagi mahasiswa komunikasi dalam menciptakan konten publik yang autentik. Pesan ini disampaikan dalam acara Indonesia.go.id Goes To Campus yang berlangsung di Universitas Dr. Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu (19/11/2025). Fenti menyatakan bahwa tantangan utama generasi muda saat ini bukanlah kurangnya sumber belajar, tetapi kurangnya perhatian terhadap realitas sosial di sekitar mereka.
Menurut Fenti, kunci utama adalah memperhatikan lingkungan sekitar. “Banyak yang merasa sudah berbagi kebaikan melalui dunia maya, namun belum tentu cukup dekat dengan kehidupan nyata di sekitar mereka,” ujarnya. Ia menggambarkan Indonesia sebagai lukisan besar yang memerlukan warna optimisme dari generasi muda. Mahasiswa komunikasi, lanjutnya, memiliki peran strategis dalam menciptakan narasi publik yang didasarkan pada empati, data, dan pengalaman sosial masyarakat.
Fenti Effendi membandingkan proses belajar menulis di masa lalu dan masa kini. Dulu, ia harus belajar secara mandiri tanpa mentor atau akses yang luas untuk mengasah keterampilan menulis. Saat ini, mahasiswa dapat belajar dari berbagai platform digital. Namun, ia menilai bahwa keunggulan teknis tidak otomatis membuat tulisan menjadi kuat. “Yang membedakan karya kalian dengan yang lain adalah perspektif. Autentik. Itu hanya bisa didapat kalau kalian mengenal lingkungan kalian,” tegas jurnalis senior tersebut.
Ia mencontohkan konten yang mengutamakan keaslian cerita seperti program Mata Najwa atau Humans of New York. Menurutnya, meskipun banyak konten di internet, nilai setiap pengalaman manusia tetap berharga. “Setiap orang punya cerita berbeda. Temukan itu di sekitar kalian. Jadikan kisah. Itu yang menggerakkan publik,” katanya. Di tengah penetrasi teknologi dan banjir informasi, Fenti mengingatkan mahasiswa agar tidak terjebak dalam kenyamanan digital. Oleh karena itu, ia menilai kepekaan sosial dan kemampuan membaca pengalaman langsung menjadi fondasi utama dalam membangun narasi positif tentang bangsa.





















