Headline.co.id, Sleman ~ Guru di Kabupaten Sleman diharapkan dapat menjadi contoh dalam penerapan etika berlalu lintas bagi para siswa. Dengan peran mereka sebagai teladan dalam ketertiban, kedisiplinan, dan kepatuhan dalam berkendara, diharapkan kesadaran akan keselamatan berlalu lintas dapat ditanamkan sejak usia dini. Hal ini disampaikan oleh AKP Mulyanto dari Satlantas Polresta Sleman dalam acara Diseminasi Pendidikan Lalu Lintas yang berlangsung pada Selasa (11/11/2025) di Gedung Bappeda Kabupaten Sleman.
Acara ini diikuti oleh para guru dari tingkat MI/SD, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK se-Kabupaten Sleman. Diseminasi ini merupakan hasil kerja sama Kepolisian, Balai Dikmen Sleman, dan Kementerian Agama Sleman. Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan helm, perlengkapan edukatif, konsumsi, dan kartu e-toll kepada seluruh peserta.
Plt. Kepala Balai Dikmen Sleman, Rudy Prakanto, menyampaikan materi dengan tema “Menyelamatkan Masa Depan Anak Melalui Revitalisasi Implementasi Pendidikan Etika Berlalu Lintas di Sekolah.” Rudy menyoroti bahwa banyak anak yang tertarik mengendarai sepeda motor namun belum memiliki keterampilan dan pemahaman yang memadai tentang berlalu lintas. “Secara psikologis, emosi anak masih labil, dan kondisi jalan sering kali tidak mendukung. Hal ini menyebabkan tingginya angka kecelakaan pada usia muda,” ujarnya.
Data menunjukkan bahwa korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas didominasi oleh kelompok usia produktif 15–50 tahun, terutama usia muda 15–25 tahun. Oleh karena itu, Rudy menekankan pentingnya penerapan pendidikan etika berlalu lintas sejak dini di sekolah. Ia juga menyarankan penguatan budaya tertib berlalu lintas melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti PKS, PMR, KIR, dan Pramuka, serta pemasangan poster, rambu-rambu, pemeriksaan perlengkapan kendaraan, dan edukasi mengenai SIM dan STNK di sekolah.
“Kerja sama dengan Dirlantas, Polres, Polsek, dunia usaha, dan industri dapat memperkuat implementasi program keselamatan, bahkan sampai pembuatan SIM massal,” tegas Rudy.
Pengawas dari Dikpora Sleman, Sunarto, juga memberikan materi tentang “Menumbuhkan Kesadaran Berlalu Lintas bagi Murid melalui Pendidikan Pancasila.” Ia menekankan bahwa strategi pembelajaran perlu mengintegrasikan nilai-nilai tertib berlalu lintas dalam kebijakan sekolah dan materi pelajaran. “Kerja sama murid, sekolah, orang tua, masyarakat, dan pihak kepolisian menjadi kunci utama. Guru bisa mengajarkan etika berlalu lintas melalui contoh nyata di lingkungan sekolah,” jelas Sunarto.
Sementara itu, Pengawas Madrasah Kementerian Agama Sleman, Ali Sofa, mengingatkan pentingnya implementasi nyata dari hasil pelatihan di sekolah maupun madrasah. Ia mengutip pesan Ki Hajar Dewantoro: ing ngarsa sung tulada, ing madya mbangun karsa, tut wuri handayani. “Guru harus menjadi teladan dalam segala hal, mampu menggerakkan kesadaran bermakna, serta memotivasi para siswa. Dan jangan lupa, doa guru juga menjadi bagian dari keselamatan murid,” pungkasnya.



















