Headline.co.id, Jakarta ~ Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Erick Thohir mengadakan pertemuan dengan Ketua National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, Senny Marbun, dan Chef de Mission (CdM) ASEAN Para Games 2025 Thailand, Reda Manthovani. Pertemuan ini berlangsung di Ruang Rapat Lantai 10, Graha Kemenpora, pada Senin (10/11/2025). Fokus utama dari pertemuan ini adalah sinkronisasi program pembinaan prestasi serta penguatan target Indonesia di ajang ASEAN Para Games (APG) 2025 yang akan diadakan di Nakhon Ratchasima, Thailand.
Setelah pertemuan, Menpora Erick bersama pimpinan NPC dan CdM APG 2025 menggelar konferensi pers untuk memaparkan garis besar pembahasan. Menpora Erick menekankan pentingnya sinkronisasi program Kemenpora dan NPC untuk keberhasilan pembinaan atlet disabilitas nasional, terutama dalam periode 2025–2029 yang menjadi fase penguatan fondasi menuju Indonesia Emas. “Tidak mungkin kita membangun olahraga tanpa keterbukaan dan sinkronisasi program. Mulai hari ini sampai 2029, Kemenpora dan NPC harus duduk bersama tentang apa saja program yang akan dijalankan. Ini fundamental dalam persiapan kita,” ujar Erick.
Erick juga menyoroti pentingnya harmonisasi perencanaan, kalender pelatihan, dan dukungan fasilitas sebagai pijakan utama agar program pembinaan dapat dilakukan secara terukur dan berkelanjutan. Dalam agenda kedua, Erick menyampaikan proyeksi target Indonesia di 13th ASEAN Para Games 2025 Thailand yang akan berlangsung pada 20-26 Januari 2026. Berdasarkan pemetaan NPC, Indonesia menargetkan 120 medali emas dan menempati posisi runner-up. Sementara itu, Thailand sebagai tuan rumah menargetkan 174 emas dan diprediksi tampil agresif mengejar juara umum. “Target Indonesia adalah 120 emas dengan posisi nomor dua. Melihat agresivitas Thailand sebagai tuan rumah yang menargetkan 174 emas, posisi itu realistis untuk kita perjuangkan,” jelas Menpora Erick.
Menteri Erick juga menekankan pentingnya sikap terbuka dalam menentukan target prestasi. “Kita harus terbuka, tidak perlu malu. Justru dengan keterbukaan itu kita bisa introspeksi dan mempersiapkan diri lebih baik,” tambahnya. Ketua NPC Indonesia, Senny Marbun, menyampaikan apresiasi atas arahan Menpora Erick dan menjelaskan kondisi persiapan atlet. Menurutnya, Indonesia tidak dapat mempertahankan gelar juara umum karena keterbatasan anggaran dan waktu pemusatan latihan yang sangat singkat. “Target di Thailand nanti tidak bisa seperti sebelumnya (juara umum). Anggaran dan persiapan kami untuk TC sangat kurang. Kami hanya memiliki waktu dua bulan TC, dan ini sangat mepet untuk bisa mempertahankan juara umum,” ujar Senny.
Chef de Mission APG 2025, Reda Manthovani, menegaskan bahwa seluruh atlet Indonesia telah masuk fase pemusatan latihan, meskipun dengan durasi yang terbatas. “Target kami 120 emas dan peringkat dua. Persiapan memang terbatas, tapi mohon doa restu agar target yang telah ditetapkan bisa kami capai,” ujar Reda. Pertemuan ini menjadi bagian dari penguatan roadmap olahraga disabilitas nasional yang selaras dengan kebijakan prioritas pemerintah. Kemenpora menegaskan dukungan penuh terhadap NPC untuk memastikan keberlanjutan pembinaan atlet, perbaikan tata kelola, dan peningkatan kualitas pelatihan berbasis sport science.





















