Headline.co.id, Jakarta ~ Menteri Pertanian, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P., mengungkapkan bahwa produksi beras di Indonesia diproyeksikan meningkat sebesar 4,1 juta ton hingga akhir tahun 2025 tanpa perlu melakukan impor. Pernyataan ini disampaikan pada Sabtu (8/11/25) dan dilansir dari laman Antaranews. Peningkatan produksi ini menunjukkan keberhasilan kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat sektor pertanian.
Produksi padi yang setara dengan beras pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton. Angka ini lebih tinggi dibandingkan produksi tahun sebelumnya yang mencapai lebih dari 30 juta ton. Menteri Amran menegaskan bahwa kondisi produksi dan stok beras saat ini sangat ideal untuk menjaga stabilitas pangan nasional. Ia memproyeksikan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dapat bertahan lebih dari tiga tahun, menjadi capaian tertinggi pemerintah bersama Perum Bulog.
Data dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) menunjukkan bahwa stok akhir tahun CBP dalam lima tahun terakhir berada di bawah 2 juta ton. Pada tahun 2021, stok berada di 0,8 juta ton; 2022 di 0,3 juta ton; 2023 di 0,8 juta ton; dan meningkat pada 2024 dengan stok akhir CBP sebesar 1,8 juta ton. Proyeksi stok akhir CBP di 2025 yang dapat mencapai lebih dari 3 juta ton akan melampaui capaian tersebut.
Selama 18 tahun terakhir, stok akhir CBP tanpa impor belum pernah mencapai lebih dari 3 juta ton. Pada tahun 2008, tanpa impor, stok akhir CBP berada di 1,1 juta ton. Pada 2009, stok akhir mencapai 1,6 juta ton. Sementara pada 2019 hingga 2021, tanpa impor, stok CBP masing-masing berada di 2,2 juta ton, 1,9 juta ton, dan 0,8 juta ton.
Hingga 7 November, stok beras pemerintah tercatat sebanyak 3,923 juta ton, terdiri dari CBP 3,743 juta ton dan stok komersial 180,1 ribu ton. Bulog telah melakukan pengadaan dalam negeri sepanjang tahun ini sebanyak 3,264 juta ton, terdiri dari 3,056 juta ton untuk CBP dan 208,4 ribu ton stok komersial. Penyaluran CBP ke masyarakat melalui berbagai program mencapai 1,031 juta ton dan akan terus meningkat hingga akhir tahun.
Program penyaluran CBP yang ditugaskan oleh Bapanas kepada Bulog meliputi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras, bantuan pangan beras, penanganan bencana dan keadaan darurat, serta beras untuk golongan anggaran PNS. Operasi pasar berupa SPHP beras dilakukan di berbagai pasar dengan pengawasan dari Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Harga Beras yang melibatkan Polri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bapanas, Bulog, dan pemerintah daerah.
Sampai 6 November, Satgas telah melakukan pengawasan lebih dari 5.000 kegiatan dengan rata-rata harian mencapai lebih dari 800 titik di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota.




















