Headline.co.id, Medan ~ Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengimbau generasi muda untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan yang paham teknologi digital, toleran, dan mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi. Pernyataan ini disampaikan Meutya dalam acara Dies Natalis ke-45 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatra Utara (USU) yang bertema “Dari Kampus untuk Negeri: Creating Future Leaders,” di Medan, Sabtu (8/11/2025).
Meutya menekankan bahwa mahasiswa saat ini hidup di era digital, di mana 229 juta penduduk Indonesia telah terhubung ke internet dan 95 persen di antaranya memiliki media sosial. “Ini bukti nyata bahwa Indonesia adalah bangsa yang sangat digital,” ujar Meutya. Ia menambahkan bahwa pemimpin masa depan harus terhubung dengan arus informasi dan memahami bagaimana teknologi membentuk persepsi publik.
Mengutip data UNICEF 2024, Meutya menyebutkan bahwa 76 persen anak muda percaya media sosial adalah sarana paling efektif untuk menyuarakan pandangan sosial dan politik. “Kita tidak bisa menyiapkan pemimpin masa depan tanpa membekali mereka dengan literasi digital dan nilai kebajikan. Karena ruang digital yang sehat akan melahirkan pemimpin digital yang berintegritas,” tegasnya.
Sebagai bentuk komitmen pemerintah, Kementerian Komunikasi dan Digital terus memperluas program pengembangan sumber daya manusia (SDM) digital, termasuk Digital Talent Scholarship yang telah melatih ratusan ribu peserta di bidang teknologi digital, serta Artificial Intelligence Talent Factory untuk menyiapkan talenta muda menghadapi teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI).
Dalam konteks daerah, Meutya menyoroti Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi dengan ekosistem digital yang berkembang pesat. “Sebanyak 68 persen UMKM di Sumut kini sudah memanfaatkan platform digital. Ini menandakan kepemimpinan muda di ranah digital sudah terbentuk, tinggal kita kuatkan nilai-nilai toleransi dan tanggung jawab sosialnya,” tambahnya.
Menkomdigi juga menegaskan pentingnya kolaborasi kampus dan mahasiswa dalam menjaga ruang digital yang aman dan produktif. “Menjaga keamanan ruang digital adalah tanggung jawab bersama, termasuk kampus dan mahasiswa. Gunakan internet untuk karya, kolaborasi, dan memperluas wawasan. Jadilah pemimpin masa depan yang literat digital dan menjunjung tinggi toleransi,” kata Meutya.
Rektor USU, Prof. Muryanto Amin, turut menegaskan bahwa mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa harus terus belajar dan memperluas wawasan di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital. “Sebagai calon pemimpin, mahasiswa tidak boleh berhenti menulis dan membaca. Literasi adalah fondasi kepemimpinan, bahkan di tengah dunia digital yang serba cepat,” ujar Prof. Muryanto.
Menurutnya, kemampuan membaca, menulis, dan berpikir kritis merupakan bekal utama untuk menghadapi tantangan kepemimpinan masa depan, khususnya di tengah perubahan sosial akibat digitalisasi. Acara Dies Natalis ini juga dihadiri oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Arifah Fauzi, serta civitas akademika dan mahasiswa USU dari berbagai program studi.




















