Headline.co.id, Bandung ~ Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menekankan pentingnya budaya sebagai kekuatan ekonomi dan pemersatu bangsa. Pernyataan ini disampaikan saat memberikan pengarahan pada acara Pembukaan Penyelenggaraan Bakti Negeri untuk Pelaku Seni dan Budaya 2025 di Pelataran Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/11/2025).
Acara tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, serta berbagai lembaga negara. Hadir dalam acara tersebut Menko PMK Prof. Pratikno, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Wakil Gubernur Erwin Setiawan, Ketua DPRD Jawa Barat Buki Mubayar Karya Guna, dan perwakilan dari BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, serta BPOM.
Dalam sambutannya, Menteri Fadli Zon mengingatkan kembali amanat konstitusi sebagaimana tercantum dalam Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, bahwa negara wajib memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia dengan menjamin masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. “Kita memiliki perintah konstitusi yang jelas. Negara harus memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia. Ini bukan sekadar slogan, tetapi kewajiban seluruh pemangku kepentingan—pemerintah pusat, daerah, swasta, dan tentu para pejuang kebudayaan,” tegas Fadli.
Fadli menuturkan bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa dengan lebih dari 1.340 suku bangsa, 718 bahasa daerah, serta ribuan situs dan ekspresi budaya yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Hingga kini, tercatat 2.213 Warisan Budaya Takbenda Indonesia, dengan 16 di antaranya telah diakui UNESCO, lain wayang, batik, keris, angklung, tari saman, gamelan, pencak silat, dan kebaya. Tahun ini, Kementerian Kebudayaan menargetkan tambahan 550 entri baru, termasuk 60 unsur budaya asal Jawa Barat. “Kekayaan budaya kita begitu besar, sampai saya menyebutnya mega diversity. Tidak ada negara lain di dunia yang memiliki keragaman budaya seperti Indonesia,” ujar Fadli Zon.
Menurut Menbud Fadli, kekayaan budaya Indonesia tidak boleh berhenti pada tataran warisan, melainkan harus diolah menjadi kekuatan ekonomi. Ia mencontohkan bagaimana Amerika Serikat dengan Hollywood, India dengan Bollywood, dan Korea Selatan dengan Hallyu Wave berhasil mengubah budaya menjadi sumber devisa dan pengaruh global. “Budaya bukan beban, tetapi bisa menjadi engine of growth. Negara-negara maju menjadikan budaya sebagai pendorong ekonomi sekaligus kekuatan lunak (soft power),” tuturnya.
Fadli juga menyinggung fenomena lokal seperti Festival Pacu Jalur di Riau yang kini viral hingga ke tingkat internasional, serta potensi musik tradisional dan dangdut yang bisa menjadi representasi budaya Indonesia di panggung global.
Menteri Fadli menyampaikan berbagai program yang dijalankan Kementerian Kebudayaan dalam mendorong pengembangan talenta seni dan pelestarian budaya nasional, lain: Manajemen Talenta Nasional Bidang Seni dan Budaya; Program Belajar Bersama Maestro; Gerakan Seniman Masuk Sekolah; dan Dana Indonesiana (hibah LPDP untuk komunitas budaya).
Pada tahun 2025, Dana Indonesiana telah disalurkan kepada lebih dari 2.800 komunitas budaya di seluruh Indonesia, dengan total dukungan dana mencapai Rp465 miliar. Sebagian besar penerimanya berasal dari provinsi-provinsi yang aktif dalam kegiatan budaya, termasuk Jawa Barat. “Kami ingin memastikan bahwa dana ini benar-benar hidup di tengah masyarakat, membantu komunitas seni, dan membuka ruang kreativitas. Sinergi lintas kementerian dan daerah menjadi kunci untuk menjadikan budaya sebagai penggerak ekonomi bangsa,” ujar Fadli.
Fadli menegaskan pentingnya kolaborasi antar-kementerian dan lembaga, termasuk dengan Kemenko PMK, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, dan Pemerintah Daerah dalam membangun ekosistem kebudayaan yang inklusif dan berkelanjutan. “Kami sangat mendukung kegiatan Bakti Negeri ini sebagai bagian dari gerakan bersama untuk memajukan kebudayaan nasional. Kebudayaan bukan hanya tentang masa lalu, tetapi masa depan—tentang daya hidup bangsa yang mempersatukan dan menyejahterakan,” pungkasnya.
Kegiatan Bakti Negeri untuk Pelaku Seni dan Budaya 2025 menjadi momentum strategis bagi pemerintah pusat dan daerah untuk memperkuat peran pelaku seni dalam pembangunan nasional. Melalui pendekatan budaya sebagai kekuatan ekonomi, kegiatan ini menegaskan semangat Indonesia menuju kemandirian dan kebanggaan identitas nasional.




















