Headline.co.id (Jakarta)— Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto mencatat capaian besar di sektor pangan hanya dalam satu tahun pemerintahan. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyampaikan bahwa Indonesia berhasil mencapai swasembada pangan, menandai berakhirnya ketergantungan pada impor beras, jagung, gula konsumsi, dan garam konsumsi pada tahun 2025.
“Per hari ini, satu tahun perjalanan pemerintahan di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Prabowo Subianto, telah banyak yang kita raih. Bahkan, dalam waktu satu tahun ini, kita sudah bisa mewujudkan swasembada. Kita tidak impor beras lagi di tahun 2025 ini. Kita tidak impor jagung di tahun 2025 ini. Bahkan kita sudah bisa ekspor, tidak lagi impor gula konsumsi dan tidak lagi impor garam konsumsi sebagaimana ditargetkan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia,” ujar Wamentan Sudaryono dalam keterangannya di Jakarta, Senin (20/10/2025).
Sudaryono menegaskan, keberhasilan tersebut merupakan hasil kerja terintegrasi antara pemerintah pusat, daerah, dan para petani di lapangan. Pemerintah juga memastikan ketersediaan benih unggul, pupuk yang cukup dan mudah diakses, serta irigasi yang berfungsi optimal untuk menjaga produktivitas pertanian.
“Kami memastikan perbaikan seluruh jaringan irigasi di seluruh Indonesia bisa tuntas selama satu tahun dan juga selama lima tahun pemerintahan Pak Prabowo Subianto ini. Air harus mengalir dari sumbernya menuju tanaman, mengonversi volume air menjadi bulir-bulir padi, bulir-bulir jagung, dan hasil panenan apapun. Dengan demikian memberikan manfaat besar bagi seluruh rakyat Indonesia,” jelasnya.
Selain di bidang pangan, berbagai program lintas sektor juga berjalan dengan hasil nyata. Pemerintah melanjutkan program-program prioritas seperti pemberdayaan UMKM, bantuan sosial, sekolah rakyat dan unggulan, program makan bergizi gratis, serta perbaikan sarana pendidikan dan irigasi. Program-program tersebut dinilai mampu memberikan dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Tentu saja program yang sudah berjalan dan sudah baik akan terus dilanjutkan pada periode-periode berikutnya,” tegas Sudaryono.
Pemerintah juga menunjukkan keberpihakan kepada petani melalui kebijakan pembelian hasil panen dengan harga layak. Menurut Sudaryono, langkah ini berhasil meningkatkan kesejahteraan petani yang tercermin dari kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) nasional.
“Negara hadir untuk memastikan harga terjangkau dan sesuai. Harga yang dibeli pemerintah kepada petani harus memberikan manfaat dan kesejahteraan. Tahun ini, nilai NTP di sektor pertanian kita InsyaAllah menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah, yakni mencapai 124. Belum pernah kita capai pada periode-periode sebelumnya,” ungkapnya.
Meski capaian besar telah diraih, Wamentan menekankan pentingnya evaluasi berkelanjutan dalam pelaksanaan kebijakan publik. Ia menegaskan, pemerintah tetap terbuka terhadap kritik dan masukan sebagai bagian dari proses penyempurnaan demi kepentingan rakyat.
“Tentu saja masih banyak PR yang harus kita selesaikan, dan ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk kita wujudkan dan kita perbaiki. Ada yang kurang, kita perbaiki. Yang baik kita pertahankan, yang baik kita apresiasi, yang kurang kita kritisi dan kita sempurnakan,” pungkas Sudaryono.
Pencapaian swasembada pangan ini menandai langkah besar Indonesia menuju kemandirian ekonomi nasional. Dengan dukungan kebijakan yang berbasis pada kesejahteraan petani dan efisiensi sistem pertanian, pemerintah berkomitmen untuk menjaga stabilitas pangan dan memperkuat daya saing pertanian Indonesia di pasar global.























