Headline.co.id (Banyuwangi) – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mendukung penuh proyek percontohan digitalisasi program perlindungan sosial (perlinsos) nasional yang digelar di wilayahnya pada 9–11 September 2025. Dalam kesempatan itu, Ipuk mengusulkan agar kader dasa wisma dilibatkan sebagai agen tambahan selain pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK). Menurutnya, pelibatan kader ini penting untuk memastikan data penerima bantuan sosial lebih akurat hingga ke tingkat rumah tangga.
Ipuk menjelaskan, kader dasa wisma memiliki basis data detail mengenai kondisi keluarga di lingkungannya, mulai dari pekerjaan, kesehatan, hingga potensi ekonomi rumah tangga. “Kader dasa wisma itu kan 10 rumah kanan-kiri, jadi mereka lebih tahu siapa yang benar-benar berhak menerima bansos,” ujar Ipuk saat bertemu Gugus Tugas Proyek Percontohan Digitalisasi Bansos di Kantor Bupati Banyuwangi, Kamis (11/9/2025).
Ia menambahkan, keterlibatan kader dasa wisma akan memperkuat sistem digitalisasi yang sedang diuji coba oleh pemerintah pusat. Sebab, meski Banyuwangi sudah menerapkan pendataan berbasis digital, masih ditemukan rumah tangga mampu yang menerima bantuan akibat ketidakakuratan data di lapangan. “Saya senang Banyuwangi dipilih sebagai lokasi pilot project ini. Artinya ada kepedulian pemerintah pusat untuk mendata langsung hingga ke masyarakat bawah,” katanya.
Principal Govtech Expert Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Rahmat Danu Andika, yang juga anggota Gugus Tugas, menegaskan bahwa proyek ini merupakan mandat Presiden Prabowo Subianto kepada Kementerian Sosial dan Komite Percepatan Transformasi Digital Pemerintah (KPTDP). Tujuannya, memastikan bantuan sosial lebih tepat sasaran dengan memanfaatkan sistem digital berbasis Identitas Kependudukan Digital (IKD).
Rahmat menyambut positif usulan pelibatan kader dasa wisma sebagai agen perlinsos. Menurutnya, semakin banyak agen yang terlibat akan semakin mempercepat uji coba. “Dari pilot project ini kami ingin belajar berapa rasio pendampingan yang ideal jika nanti program ini diperluas ke tingkat nasional,” jelasnya.
Saat ini, sistem perlinsos digital masih dalam tahap uji coba dan belum akan diterapkan secara penuh. Rahmat menambahkan, jika sistem ini berjalan, masyarakat bisa mendaftar sendiri melalui gawai masing-masing. Namun, di lapangan masih banyak warga yang membutuhkan pendampingan untuk mengakses bantuan sosial. “Karena itu, keterlibatan agen lokal seperti kader dasa wisma sangat penting dalam tahap awal,” pungkasnya.





















