Headline.co.id (Jakarta) ~ Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui Pusat Krisis Kesehatan menyelenggarakan Simulasi Nasional Kesiapsiagaan Menghadapi Megathrust pada 31 Agustus–3 September 2025 di Lapangan Imam Bonjol, Kota Padang, Sumatra Barat. Kegiatan ini melibatkan ratusan peserta lintas sektor dengan tujuan memperkuat kapasitas tenaga kesehatan, fasilitas layanan, hingga sistem koordinasi dalam menghadapi potensi bencana besar. Simulasi dilakukan sebagai langkah antisipasi, bukan untuk menimbulkan kepanikan masyarakat.
Sekretaris Jenderal Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha menegaskan, Sumatra Barat memiliki sejarah panjang bencana gempa dan tsunami sehingga kesiapsiagaan menjadi kunci untuk mengurangi risiko korban jiwa. “Yang paling penting dalam kondisi krisis adalah kecepatan dan koordinasi lintas sektor. Simulasi ini diharapkan dapat meminimalkan dampak dan mempercepat penanganan darurat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (4/9/2025).
Kunta menambahkan, keterlibatan berbagai unsur menunjukkan komitmen bersama membangun sistem kesehatan tangguh dan responsif. Menurutnya, momentum ini juga bisa menjadi model bagi daerah lain yang memiliki risiko bencana serupa.
Senada, Wakil Gubernur Sumatra Barat Vasko Ruseimy menilai kesiapsiagaan merupakan investasi jangka panjang untuk keselamatan masyarakat. “Kita tidak bisa menghindari gempa, tetapi kita bisa memperkuat persiapan agar dampaknya diminimalisir. Langkah hari ini bisa menentukan keselamatan ribuan jiwa di masa depan,” ujarnya.
Untuk memperkuat respons kesehatan, Kemenkes menyiapkan empat strategi utama, yakni penguatan Tenaga Cadangan Kesehatan, pembentukan Emergency Medical Team (EMT), pengoperasian Health Emergency Operation Center (HEOC), dan optimalisasi layanan Public Safety Center (PSC) 119. Selain itu, latihan juga difokuskan pada koordinasi, logistik medis, sistem rujukan, serta jejaring lintas sektor.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Agus Jamaluddin menjelaskan, rangkaian simulasi mencakup pelatihan teknis hingga latihan lapangan (field training exercise/FTX). Total ada 657 peserta yang terlibat, mulai dari unsur kesehatan hingga lembaga penanggulangan bencana, termasuk BNPB, Basarnas, TNI, Polri, PMI, PLN, PDAM, hingga organisasi masyarakat.
Dengan keterlibatan multi pihak, Kemenkes berharap simulasi ini dapat memperkuat kesiapan Indonesia menghadapi ancaman megathrust sekaligus memastikan layanan kesehatan tetap berjalan di tengah situasi darurat.

















