Headline.co.id (Bantul) ~ Universitas Alma Ata (UAA) bersama masyarakat Kalurahan Guwosari, Pajangan, berhasil meraih Hibah Kemdiktisaintek 2025 melalui program EMAS ZEST (Empowering Mothers and Society for Zero Stunting). Program ini dilaksanakan sebagai upaya kolaboratif kampus dan masyarakat dalam mencegah stunting melalui pemberdayaan kader, integrasi layanan primer, serta penguatan ketahanan pangan keluarga.
Baca juga: Mahasiswa Sistem Informasi Alma Ata Sabet Juara 2 di Kompetisi UI/UX Nasional dengan Aplikasi HaloRT
Program EMAS ZEST dimulai dengan survei kebutuhan mitra dan Focus Group Discussion (FGD), sebelum dilanjutkan dengan pelatihan dua hari. Materi yang diberikan mencakup integrasi layanan primer (ILP) di Posyandu, edukasi gizi seimbang berbasis ketahanan pangan keluarga, hingga inovasi pemanfaatan aquaponik ember “KITA PANEN” sebagai sumber pangan bergizi. Program ini melibatkan 30 kader kesehatan dan 15 ibu hamil sebagai peserta aktif.
Lurah Guwosari, Masduki Rahmad, S.IP., menyampaikan apresiasinya atas inisiatif ini. Menurutnya, pelatihan yang diberikan tidak hanya meningkatkan wawasan kader, tetapi juga memberi pemahaman lebih baik bagi ibu hamil dalam menjaga gizi keluarga. “Kolaborasi ini memberi energi positif bagi Guwosari untuk bergerak bersama mewujudkan zero stunting,” ujarnya.
Ketua tim PKM UAA, Dr. Anafrin Yugistyowati, M.Kep., Sp.Kep., An., menekankan bahwa keberhasilan program terletak pada keterlibatan semua pihak, mulai dari ibu hamil, keluarga, hingga kader kesehatan. Ia berharap EMAS ZEST dapat menjadikan Guwosari sebagai desa percontohan pencegahan stunting berbasis ilmu, aksi nyata, dan partisipasi masyarakat.
Dukungan juga datang dari berbagai narasumber, termasuk Arini Hardianti, S.Gz., MPH., dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, yang menegaskan pentingnya pemenuhan gizi seimbang sejak masa kehamilan. Sementara itu, Asti Ratnasari, S.Kom., M.Kom., menjelaskan bahwa inovasi aquaponik ember mampu membantu keluarga memenuhi kebutuhan protein dan vitamin secara mandiri di rumah.
Ke depan, program ini tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi juga akan dilanjutkan dengan pendampingan kader, monitoring posyandu ILP, serta penguatan ketahanan pangan keluarga. Dengan langkah berkelanjutan ini, Guwosari diharapkan benar-benar menjadi desa percontohan dalam pencegahan stunting menuju generasi emas Indonesia 2045.




















