Headline.co.id (Jakarta) – Badan Gizi Nasional (BGN) bergerak cepat merespons dua insiden yang mencoreng program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Papua Barat Daya dan Jawa Tengah. Kasus temuan belatung pada paket MBG di Sorong serta keracunan massal ratusan siswa di Sragen mendorong BGN melakukan evaluasi menyeluruh dan pengetatan standar operasional prosedur (SOP).
Insiden pertama terjadi di Satuan Pelaksana Pemberian Gizi (SPPG) Klamasen, Sorong, pada Jumat (8/8/2025). Paket MBG yang dibagikan ke sekolah ditemukan mengandung belatung. Kepala SPPG Klamasen, Rizky Irana, mengaku seluruh prosedur pengadaan telah mengikuti pedoman BGN, mulai dari persiapan bahan baku hingga distribusi. Namun, pihaknya tetap menarik kembali seluruh paket MBG pada hari itu dan menghentikan sementara operasional.
“Kami bersama yayasan sudah melakukan pengecekan sampel makanan dan memastikan hasil sampel layak konsumsi. Kami juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Kodim setempat untuk tindak lanjut,” kata Rizky dalam keterangan tertulis, Rabu (13/8/2025).
BGN memastikan pemantauan langsung terhadap evaluasi internal di SPPG Klamasen, termasuk melakukan perbaikan SOP atas rekomendasi Dinas Kesehatan. Setiap pengantaran MBG nantinya akan melewati uji organoleptik sebelum diterima sekolah.
Tak lama berselang, insiden kedua terjadi di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, pada 11–12 Agustus 2025. Sebanyak 251 siswa SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong mengalami mual, pusing, hingga diare usai mengonsumsi MBG yang dibagikan SPPG Mitra Mandiri Gemolong. Beberapa siswa membawa makanan tersebut pulang, dan anggota keluarga yang ikut menyantapnya juga mengalami gejala serupa.
Beruntung, seluruh korban dapat pulih tanpa harus dirawat inap. Namun, Kepala BGN Dadan Hindayana menegaskan pihaknya akan memperketat SOP distribusi MBG agar insiden serupa tidak terulang.
“Mulai dari pemilihan bahan baku yang lebih ketat, memperpendek waktu memasak, penyiapan, hingga pengiriman. Makanan juga tidak boleh terlalu lama disimpan di sekolah, maksimal empat jam,” ujar Dadan.
BGN menegaskan komitmennya untuk menjaga kualitas program MBG yang menyasar jutaan pelajar di seluruh Indonesia. “Kami berusaha sebaik mungkin agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” tegas Dadan.





















