Headline.co.id (Kupang) — Pemerintah Indonesia kembali menegaskan peran aktifnya dalam diplomasi kesehatan kawasan dengan menyerahkan 2.000 vial Vaksin Anti Rabies (VAR) kepada Pemerintah Demokratik Timor-Leste. Bantuan ini merupakan respons langsung atas permintaan resmi Timor-Leste dalam menangani Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies yang tengah merebak di negara tersebut.
Penyerahan vaksin dilakukan secara simbolis oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, Andi Saguni, di RSUD Ben Mboi, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (23/7). Dalam keterangan pers yang dirilis Kamis (24/7), Andi menegaskan bahwa dukungan ini adalah bentuk nyata solidaritas regional dalam menghadapi krisis kesehatan lintas negara.
“Pemberian vaksin ini diharapkan dapat membantu mempercepat pengendalian rabies di Timor-Leste, yang umumnya ditularkan melalui hewan berdarah panas seperti anjing dan kucing,” ujarnya.
Apresiasi atas langkah cepat dan solidaritas Indonesia datang langsung dari Konsulat Timor-Leste. Perwakilan resmi, Cesaltina da Silva da Costa, menyampaikan terima kasih atas dukungan konkret dari Kementerian Kesehatan RI dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
“Donasi ini mencerminkan semangat solidaritas kemanusiaan dan kepedulian lintas batas dalam menjaga kesehatan masyarakat,” ungkap Cesaltina. Ia menambahkan bahwa vaksinasi akan segera dilakukan oleh otoritas kesehatan Timor-Leste untuk merespons wabah secara cepat dan tepat.
Langkah Awal Kolaborasi Regional
Bantuan vaksin rabies ini tak hanya menjadi solusi darurat atas wabah yang tengah berlangsung, tetapi juga dipandang sebagai awal dari sinergi strategis antara kedua negara dalam bidang kesehatan. Pemerintah Indonesia berharap kolaborasi ini akan terus berlanjut, menciptakan kawasan Asia Tenggara yang lebih sehat dan bebas rabies.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rabies masih menjadi ancaman serius, menyebabkan antara 35.000 hingga 50.000 kematian setiap tahun. Sekitar 40 persen dari korban merupakan anak-anak di bawah usia 15 tahun. Penyakit ini tergolong zoonosis mematikan dan memerlukan pendekatan lintas sektor dalam penanggulangannya.
Saat ini, sekitar 3,3 miliar orang tinggal di wilayah endemik rabies. Setiap tahunnya, diperkirakan 10 juta orang menerima vaksin rabies sebagai tindakan pencegahan. Donasi dari Indonesia ini pun diharapkan dapat menjadi penguatan sistem respons cepat terhadap penyakit menular lintas batas.
Dengan semangat kemanusiaan dan komitmen terhadap kesehatan global, Indonesia menunjukkan bahwa solidaritas tak mengenal batas geografis—terutama saat menyangkut nyawa dan keselamatan masyarakat.
















