Headline.co.id (JAKARTA) — Demi menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tengah menyusun langkah strategis melalui Roadmap Keselamatan Pariwisata 2025–2030. Inisiatif ini menandai keseriusan pemerintah dalam mengarusutamakan keselamatan sebagai fondasi pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, dalam Rapat Koordinasi lintas kementerian dan lembaga terkait keselamatan wisata, Rabu (2/7/2025), menegaskan bahwa keselamatan wisatawan bukan sekadar isu teknis, melainkan persoalan strategis yang menentukan reputasi pariwisata nasional.
“Tanpa sistem keselamatan yang kuat, pariwisata tidak akan berkelanjutan apalagi mampu bersaing secara global,” tegas Menpar dalam pernyataan daringnya.
Langkah konkret yang disiapkan Kemenpar antara lain meliputi penyempurnaan mitigasi risiko, penguatan sistem peringatan dini, peningkatan respons darurat, serta pengawasan menyeluruh terhadap wahana rekreasi, transportasi, dan ekowisata. Roadmap ini juga akan menjadi payung kerja sama lintas sektor, mulai dari kementerian, pemerintah daerah, pelaku usaha, hingga komunitas lokal.
Salah satu target ambisius dalam peta jalan tersebut adalah “zero accident” di seluruh destinasi wisata Indonesia. Menpar Widiyanti mengingatkan bahwa satu insiden saja bisa berdampak luas pada kepercayaan wisatawan dan citra Indonesia di mata dunia.
Di sisi lain, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, mengungkapkan bahwa kementeriannya telah menetapkan 43 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) khusus bidang kepariwisataan, yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat risiko keselamatan: 14 kategori tinggi, 7 menengah, dan 22 rendah. SKKNI ini akan menjadi dasar dalam program pelatihan dan sertifikasi SDM pariwisata.
Sementara itu, Basarnas turut memberikan perhatian terhadap kesiapsiagaan di destinasi rawan bencana. Kasubdit Pengerahan Potensi dan Pengendalian Operasi Basarnas, Emy Freezer, menekankan pentingnya penyusunan peta risiko pariwisata, rute evakuasi standar, serta pelatihan tanggap darurat bagi pemandu lokal.
“Berkaca dari insiden di Gunung Rinjani, kita perlu memperkuat SOP tanggap darurat dan mendirikan titik penyelamatan di area-area wisata berisiko tinggi,” ujar Emy.
Kemenpar juga menginisiasi penyusunan Safe Tourism Roadmap 2025–2030 yang akan menjadi panduan lintas sektor menuju destinasi yang aman, inklusif, dan kompetitif di pasar global.
“Kolaborasi yang kuat akan memastikan setiap wisatawan merasa terlindungi,” pungkas Menpar Widiyanti. “Kita ingin membangun ekosistem pariwisata yang bukan hanya menarik, tetapi juga menjamin keselamatan dan kenyamanan wisatawan dari awal hingga akhir kunjungan.”
Dengan komitmen kuat tersebut, Kemenpar optimistis Indonesia dapat menjadi destinasi unggulan dunia yang tidak hanya memikat dari segi keindahan alam dan budaya, tetapi juga unggul dalam aspek keselamatan.




















