Pengertian Iman dalam Islam: Dasar Keimanan yang Mengikat Hati ~ Headline.co.id (Jakarta). Dalam Islam, iman bukan sekadar kepercayaan yang tersimpan dalam hati, melainkan juga diikrarkan dengan lisan dan diwujudkan melalui perbuatan sehari-hari. Iman menjadi fondasi utama ajaran Islam, yang membedakan seorang Muslim dengan non-Muslim. Konsep iman memiliki dimensi yang mendalam dan meliputi berbagai aspek kepercayaan terhadap Allah SWT dan segala ciptaan-Nya.
Baca juga: Pengertian Ekosistem: Konsep, Komponen, dan Pentingnya bagi Kehidupan
Secara bahasa, “iman” berasal dari kata kerja bahasa Arab “amana” yang berarti percaya atau membenarkan. Secara istilah syar’i, iman diartikan sebagai keyakinan yang mendalam terhadap:
- Allah SWT: Satu-satunya Tuhan yang berhak disembah tanpa sekutu.
- Malaikat: Makhluk ciptaan Allah yang senantiasa taat dan menjalankan perintah-Nya.
- Kitab-kitab Allah: Kitab suci yang diturunkan kepada para rasul, seperti Al-Qur’an, Taurat, Zabur, dan Injil.
- Rasul-rasul Allah: Para utusan Allah dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW yang membawa risalah-Nya kepada umat manusia.
- Hari Akhir: Keyakinan bahwa kehidupan dunia akan berakhir dan setiap manusia akan dibangkitkan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah SWT.
- Takdir (Qada dan Qadar): Keyakinan bahwa segala sesuatu, baik yang baik maupun buruk, telah ditetapkan oleh Allah SWT sejak azali.
Baca juga: Pengertian Bioteknologi: Sejarah, Jenis, Manfaat, dan Penerapannya
Tingkatan Iman
Dikutip Headline Media dari laman uinjkt.ac.id, Iman tidak bersifat statis, melainkan dapat bertambah maupun berkurang sesuai dengan amalan dan perbuatan seseorang. Rasulullah SAW bersabda:
“Iman itu ada tujuh puluh sekian cabang, atau enam puluh sekian cabang. Yang paling utama adalah ucapan ‘Laa ilaaha illallah’, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan rasa malu adalah salah satu cabang dari iman.” (HR. Muslim)
Hadits ini mengajarkan bahwa iman mencakup berbagai aspek, mulai dari pengakuan lisan terhadap keesaan Allah hingga sikap dan perbuatan yang mencerminkan keimanan tersebut. Dengan demikian, peningkatan keimanan dapat dicapai melalui ketaatan kepada Allah, sedangkan kemaksiatan dapat menyebabkan penurunan iman.
Baca juga: Pengertian Qada dan Qadar dalam Islam: Belajar Memahami Takdir dan Kehendak Allah SWT
Pentingnya Iman dalam Kehidupan Seorang Muslim
Beriman kepada Allah SWT dan segala aspek keimanan yang terkandung di dalam rukun iman memiliki banyak manfaat, antara lain:
- Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan: Keyakinan yang kuat membawa seseorang untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah.
- Menumbuhkan Sikap Sabar dan Tawakal: Menyadari bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah membantu umat Islam untuk bersabar dalam menghadapi ujian.
- Memotivasi Usaha dan Ikhtiar: Meskipun takdir telah ditetapkan, iman mendorong manusia untuk berusaha secara maksimal dalam mencapai kebaikan.
- Membentuk Identitas Spiritual: Iman menjadi landasan utama yang memandu setiap aspek kehidupan seorang Muslim, baik dalam hubungan dengan sesama manusia maupun dengan Sang Pencipta.
Baca juga: Pengertian Kebugaran Jasmani: Konsep, Komponen, dan Manfaatnya
Kesimpulan
Iman dalam Islam adalah fondasi utama yang tidak hanya melibatkan kepercayaan dalam hati, tetapi juga diikrarkan dan diwujudkan melalui perbuatan. Dengan memahami rukun iman dan cara-cara peningkatan keimanan, seorang Muslim dapat menguatkan hubungan dengan Allah SWT dan menjalani kehidupan dengan penuh keberkahan. Melalui pemahaman yang mendalam ini, diharapkan umat Islam dapat terus meningkatkan ketakwaan, bersabar dalam menghadapi ujian, dan selalu berusaha mencapai kebaikan di dunia dan akhirat
Baca juga: Pengertian Kewirausahaan: Definisi, Tujuan, dan Mengenal Ciri-Ciri Wirausahawan





















