Trump vs Harris: Pertempuran Dagang AS-China Memanas
Headline.co.id, Jakarta – Perlombaan Pilpres Amerika Serikat (AS) akan memasuki babak akhir pada November mendatang. Pertemuan antara mantan presiden Donald Trump dari Partai Republik dengan Wakil Presiden Kamala Harris dari Partai Demokrat semakin memanaskan persaingan.
Salah satu isu krusial yang menjadi sorotan kedua kandidat adalah hubungan perdagangan AS-China. Baik Trump maupun Harris sama-sama bersikap tegas terhadap Negeri Tirai Bambu, terutama dalam hal perdagangan.
Menurut Carlos Casanova, ekonom senior di bank swasta Swiss UBP, ketegangan perdagangan antara AS dan China akan terus berlanjut, terlepas dari siapa yang memenangkan pemilu. “Dukungan untuk tindakan lebih tegas terhadap Tiongkok bersifat bipartisan,” kata Casanova kepada CNBC International.
Trump telah mengusulkan tarif hingga 100% untuk barang-barang China dan tarif 10%-20% untuk semua impor lainnya. Sementara itu, Harris diperkirakan akan mempertahankan kebijakan tarif Presiden petahana Joe Biden.
“Kemenangan Trump berpotensi meningkatkan friksi perdagangan dan ekonomi antara AS dan China, memperlebar kesenjangan perdagangan dan keuangan antara kedua negara,” ujar Eswar Prasad, profesor ekonomi di Universitas Cornell.
Namun, potensi tarif yang lebih kuat oleh Harris juga tidak bisa diabaikan. Biden dan Harris mengumumkan bea masuk senilai US$ 18 miliar untuk barang impor China, termasuk kendaraan listrik, panel surya, dan baja.
Dalam debat, Harris belum menjelaskan secara rinci kebijakannya terhadap China. Namun, ia menekankan perlunya “memenangkan persaingan di abad ke-21” dengan berfokus pada teknologi dan aliansi dengan negara-negara lain.
AS juga telah menyoroti masalah kelebihan kapasitas di industri China. Menteri Keuangan Janet Yellen menyebut kelebihan kapasitas tersebut mengancam perusahaan-perusahaan Amerika dan Eropa.
Beijing dituduh melakukan dumping barang dan memberikan subsidi besar pada industri tertentu, seperti kendaraan listrik. Tuduhan ini telah memicu penerapan bea masuk dari AS dan negara-negara Eropa.
Kepala strategi BCA Research, Marko Papic, berpendapat bahwa pertarungan saat ini belum memberikan gambaran jelas tentang bagaimana Harris atau Trump akan menangani ketegangan antara AS dan China. “Investor masih menunggu kejelasan tentang perubahan politik yang signifikan,” katanya.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20240913165159-4-571771/siapa-capres-as-pilihan-xi-jinping-china-dukung-kamala-atau-trump.





















