Warga AS Tewas Tertembak Pasukan Israel, AS Serukan Penyelidikan
Headline.co.id, Jakarta – Pemerintah Amerika Serikat (AS) mendesak Israel untuk menyelidiki kematian seorang aktivis perdamaian asal AS yang ditembak di kepala oleh pasukan Israel selama protes di Tepi Barat yang diduduki.
Aktivis tersebut, Ayşenur Ezgi Eygi (26), seorang warga negara ganda AS-Turki, tewas pada Jumat (6/9) setelah ditembak saat protes rutin menentang perluasan permukiman di Beita dekat Nablus.
Gerakan Solidaritas Internasional (ISM), yang mengorganisasi aktivis asing di wilayah Palestina, menyatakan bahwa pasukan Israel “sengaja menembak dan membunuh” seorang aktivis hak asasi manusia selama protes tersebut.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan AS masih mengumpulkan informasi tentang insiden tersebut dan akan memberikan keterangan lebih lanjut.
Duta Besar AS untuk Israel, Jacob Lew, menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga Eygi. “Kami tidak memiliki prioritas lebih tinggi daripada keselamatan dan keamanan warga negara Amerika,” ujarnya.
Gedung Putih melalui juru bicaranya, Sean Savett, menyatakan telah menghubungi pemerintah Israel untuk meminta penyelidikan atas kematian Eygi.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyesalkan insiden tragis tersebut. “Kami akan membagikan informasi lebih lanjut dan menindaklanjutinya jika diperlukan,” kata Blinken.
Pemerintah Turki juga mengungkapkan kesedihannya atas kematian Eygi. Presiden Recep Tayyip Erdogan mengutuk “intervensi biadab Israel terhadap protes sipil” yang menyebabkan kematian aktivis tersebut.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengakui telah menembaki pengunjuk rasa dan sedang menyelidiki laporan kematian warga negara asing. IDF menyatakan bahwa mereka menanggapi dengan tembakan ke arah seorang perusuh yang melemparkan batu dan menimbulkan ancaman.
Aria Fani, asisten profesor bahasa dan budaya Timur Tengah, menyatakan bahwa Eygi adalah lulusan Universitas Washington yang berprestasi. Ia sempat bertemu dengan Eygi dua bulan sebelum insiden dan memperingatkannya tentang risiko pergi ke Tepi Barat.
“Saya turut berduka cita kepada keluarga, teman, dan orang-orang terkasih Ayşenur,” kata Fani.
Pramila Jayapal, perwakilan AS untuk wilayah tersebut, menyebut kematian Eygi sebagai “tragedi yang mengerikan”.
“Pemerintah Netanyahu tidak melakukan apa pun untuk menghentikan perluasan permukiman dan kekerasan pemukim di Tepi Barat,” ujar Jayapal. “Pembunuhan seorang warga negara Amerika adalah bukti mengerikan dari perang yang tidak masuk akal ini.”
Eygi menjadi aktivis ISM ketiga yang terbunuh sejak 2000. Ia juga menjadi pengunjuk rasa ke-18 yang tewas di Beita sejak 2020, menurut ISM.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20240907055320-4-569935/israel-tembak-mati-aktivis-as-di-tepi-barat-ini-respons-gedung-putih.





















